Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

REI Dukung Capaian Ekonomi 2 Tahun 7 Persen

Lukita Janji Pangkas Syarat IPH dari 17 Jadi 4 Item
Oleh : Irwan Hirzal
Selasa | 10-04-2018 | 19:04 WIB
pukul-gong-buka-rei.jpg Honda-Batam
Wawako Batam, Amsakar Achmad saat membuka rakerda REI Khusus Batam di Nagoya Hill Hotel, Selasa (10/04/2018) (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Towo, berjanji akan menyelesaikan satu per satu permasalahan perizinan yang masih menghambat dunia investasi di bidang properti.

Tanpa terkecuali memangkas syarat Izin Peralihan Hak (IPH) dari 17 menjadi 4 persyaratan, akan segera diterapkan. Tujuannya agar pelayanan perizinan kepada masyarakat semakin cepat dan mudah.

"Kami menyadari masih banyaknya persyaratan IPH yang menyulitkan. Dari 17, kami sudah pangkas menjadi 4 persyaratan. Besok saya akan laksanakan," ujar Lukita dalam rapat kerja daerah (Rakerda) REI Khusus Batam di Nagoya Hill Hotel, Selasa (10/04/2018).

Dari pengalokasian dan perencana IPH, BP Batam hanya minta memenuhi identitas pembeli, identitas subjek, formulir pemohon dan bukti permohonan pecah penetapan lokasil (PL).

"Hanya itu yang diminta. Saya pastikan pemangkasan syarat IPH besok sudah diterapkan dan dilakukan," ujar Lukita.

Terobosan selanjutnya yang dilakukan BP Batam, mendorong memudahkan warga negara asing (WNA) untuk memiliki properti di dalam negeri. Hal itu berpengaruh terhadap capaian target Batam Bersatu Maju 2 Tahun 7 Persen atau (BBM 27) pertumbuhan ekonomi.

Lukita juga mengaku akan terbuka dan menerima kritikan serta masukan dari berbagai aspek dalam bersama-sama mewujudkan BBM 27.

"Secara umum kita ingin segera menggerakkan properti, yang merupakan bagian dari Batam 2 tahun tumbuh 7 persen. Sejak awal kami komit dan terbuka menerima kritikan dan masukan. Jadi kalau ada masalah jangan tunggu-tunggu lagi, segera sampaikan. Agar kami menindaklanjuti," katanya.

Karena dalam mencapai 7 persen dalam 2 tahun, kata Lukita, peran REI sangatlah penting. Namun demikian BP Batam juga harus menjalankan sesuatu perubahan. Karena BP Batam tidak bisa hanya bergantung kepada industri galangan kapal sebagai sumber tertinggi penyerapana tenaga kerja.

"Dua tahun tujuh persen, memang tidak semudah di masa lalu. Dunia berubah, kita harus menyesuaikan situasi yang ada. Tidak bisa menggantungkan diri dari industri galangan kapal," ujarnya.

Dalam menghadapi ekonomi saat ini, BP Batam harus mencari dan mendorong sektor-sektor industri yang bergerak sendiri. Contohnya Industri Pariwisata, Resort dan Mall yang dapat mendorong industri properti.

"Pertumbuhan ekonomi yang baru harus terus didorong. Ini akan membantu industri properti," tegasnya.

Sementara Ketua DPD REI khusus Batam, Achyar Arfan, mengungkapkan akan terus mendukung serta berkontribusi dalam capaian 2 tahun 7 persen pertumbuhan ekonomi Batam.

Rasa optimis itu diungkapkan karena banyaknya perubahan yang dilakukan BP Batam dalam 100 hari kerjanya. Dimana kata Achyar, ada 2 revisi Peraturan Kepala (Perka) No 27 tentang alokasi lahan dan Perka No 9 atas tarif UWTO.

"Kami mendukung dan REI ingin berkontribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi. Rakerda kita akan mengevaluasi dan sekaligus memperbaiki guna membentuk konsep kerja dalam 1 tahun ke depan," pungkasnya.

Editor: Udin