Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Korupsi Proyek Sarpras PISAA UMRAH

Ini Testimoni Terdakwa Hery Tentang Kedekatan Syafri Akhlus dengan Andreuw Setiadi
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 26-02-2018 | 11:16 WIB
andrew-2.jpg Honda-Batam
Andreuw Setiadi, saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Tanjungpinang dalam perkara korupsi proyek Sarpras PISAA UMRAH. (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Mantan Wakil Rektor II UMRAH, Hery Suryadi mengaku 'geram' dengan kepura-puraan dan ketidakjujuran Rektor UMRAH Prof. Dr Syafri Akhlus atas fakta dan data yang terjadi dalam perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan 3 proyek sarana prasarana (Sarpras) di universitas tersebut.

Proyek senilai Rp100 miliar itu bersumber dari APBN 2015, yang saat ini berperkara di pengadilan atas digaan korupsi, dengan modus mark up harga pengadaan.

Ditemuai di balik jeruji besi tahanan Pengadilan Negeri Tanjungpinang sebelum sidang, terdakwa Hery Suryadi menyatakan, mengakui kepintaran dan kejeniusan Rektor UMRAH Prof. Dr Sayfsir Akhlus. Tetapi atas permasalahan dugaan korupsi proyek sarana prasarana UMRAH, terdakwa mengaku sangat kecewa dengan kebohongan dan ketidakjujuran serta tidak adanya tanggung jawab Syafsir Akhlus sebagai seorang Rektor.

Dengan segelas kopi pada tutup termos di tangan kiri dan sebatang rokok di tangan kanan, dari balik jeruji tersebut, Hery membeberkan seluruh hal yang dialaminya, mulai pengangkatan dirinya sebagai Wakil Rektor II serta Pejabat Pembuat Komitment (PPK) pada Proyek Sarpras UMRAH 2015 dalam testimoninya.

"Saya akui dia (Rektor UMRAH) pintar. Tetapi sayang, dia tidak jujur dan tidak bertanggungjawab," ujar Hery dengan nada kesal, pada BATAMTODAY.COM belum lama ini.

Hery juga mengatakan, jika sebelumnya tiga proyek Sarpras UMRAH senilai Rp100 miliar dari DIPA-APBN 2015, sarat dengan kepentingan politik dan "pengaturan" anggran APBN yang dimulai dari perencanaan, pegalokasian hingga pelaksanaan kegiatan oleh oknum-oknum petinggi di Jakarta dan menempatkan Rektor UMRAH sebagai 'antek-antek' perusahaan pengatur.

"Saya yang berlatar belakang ilmu pemerintahan, manalah tahu-menahu dengan koneksi, beliau (Syafsir Akllus) yang punya di Dirjen Dikti. Saya ditunjuk sebagai PPK dalam kondisi darurat untuk melaksanakanya," beber Hery.

Hery juga memeberberkan segala unek-uneknya mulai dari awal perencanaan, pelaksanaan, hingga sejumlah pejabat yang diduga beking perusahaan pengatur tender proyek tersebut, melalui testimoninya, terhadap arahan dan skenario Rektor UMRAH pada korupsi proyek Sarpras SIPAA tersebut.

Hery mengatakan, awalnya dia tidak mengenal Rektor UMRAH Safsir Akhlus. Tetapi dengan minta bantuan tenaga ke Universitas Riau, dengan salah satu syarat, merupakan orang yang berasal dari Kepulauan Riau, maka Rektor UNRI saat itu merekomendasdikanya untuk diangkat menjadi Wakil Rektor II.

Sebagaimana diketahui, Hery Suryadi merupakan anak kelahiran Tanjungpinang, 21 Juni 1970. Namun telah berpuluh tahun tinggal di Pekanbaru, Riau.

Pada 8 September 2014, Hery mengaku dilantik menjadi Wakil Rektor II UMRAH. Setelah pelantikan itu, dirinya dipanggil Rektor Prof. Dr Syafsir Akhlus ke ruanganya, saat itu Akhlus meminta agar Hery membuat surat ke Menteri untuk 3 paket pekerjaan proyek, sistim integrasi administrasi akademik, studi kemaritiman dan studi energi di Kepuluan dengan total nilai Rp216 miliar.

"Semua itu ide Rektor, dan untuk membuat surat itu, saya menumpang mengetik di komputer sekretariat Rektor. Sebab saat itu di rungan saya tidak ada komputer," jelasnya.

Setelah selesai mengetik surat pengajuaan 3 proyek dalam secarik kertas, selanjutnya Hery menyerahakan surat tersebut ke Syafsir Akhlus. "Kemudian dikoreksi oleh Rektor redaksinya sedikit, dan saya perbaiki dan serahkan kembali," ungkapnya.

Setelah itu, Hery mengaku tidak tahu kemana dan dengan siapa surat terebut dikirim, serta dengan siapa Syafsir Akhlus berurusan. "Setahu saya, Rektor punya koneksi ketika itu, sekarang Dirjen Dikti Mr Pat, karena sama-sama berasal dari ITS," ujarnya.

Ketika itu, Mr Pat, begitu Rektor selalau menyebut orang Dirjen Dikti itu, dikatakan sangat berperan, karena pada saat itu terjadi masa transisi, paska pensiunya Dirjen Dikti yang mengakibatakan, peran Dirjen diambil alih sekretaris Dirjen.

"Sangat lama terjadi kekosongan, jadi praktis, surat menyurat dari Kemendikbud ketika itu ditandatangani oleh Mr Pat selaku sekretaris," sebutnya.

Seiring dengan pergantian kabinet, serta perobahaan kelembagaan dan Dikti dipisahakan dari Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan, maka peran Mr Pat sangat dominan. Bahakan saat ini, Mr Pat kata Hery masih terpilih dan menjabat.

Sekitar November akhir atau Desember awal 2014, tambah Hery, UMRAH kedatangan tamu dari PT Buana Group [Buna Group adalah PT Buana Mitra Krida Utama (BMKU) yang merupakan anak perusaahan PT Multi Koorporindo]. Sejumlah tamu yang ditang tersebut, kata Hery, yakni Andreuw Setiadi (Manager Teknis IT PT BMKU), Kholik Swandi dan ada beberapa orang lagi yang tidak dia kenal.

Atas kedatangan tamu dari Buana Group tersebut, Hery dipanggil oleh sekretaris Rektor Meiriani untuk hadir melaksanakan rapat yang saat itu dipimpin oleh Syafri Aklhus selaku Rektor UMRAH, dan mengundang Dekan FT, Dekan FIKP, Kepala UPT TIK, sert beberapa orang lagi dari UMRAH.

"Saat saya masuk, rapat sudah berlangsung dan sebelum dapat berakhir saya saat itu minta izin ke Rektor keluar ruangan, Sebab banyak surat di ruangan saya yang harus didisposisikan," ujarnya.

Setelah rapat berakhir, sejumlah tamu dari Buana Group, seperti Andreuw, Kholik dan Suwandi datang ke ruangan Hery, memperkenalkan diri dan memberikan kartu nama dan berkata "Pak! Kata Prof. Syafsir Akhlus, saya nanti hubungi Bapak ya. Kalau ada apa-apa Bapak hubungi saya aja," ujar Hery menirukan ungkapan Andreuw dan saat itu Hery mengaku menjawab "Ok".

Kemudian, pada awal Februari 2015, Hery mengaku dipanggil Rektor Syafri Akhlus. Kepadanya, Syafri Akhlus menjelaskana, bahawa 3 Paket proyek tersebut disetujui sebesar Rp100 miliar.

Ke-3 proyek itu adalah, proyek pengadaan sarana prasarana sistim integrasi program akademik dan administrasi (SIPAA) sebesar Rp30 miliar, proyek studi kemaritiman Rp40 miliar dan studi energi di kepuluan Rp30 miliar.

Saat itu, Rektor (Syafri Akhlus) berkata "Aku bilang ke orang tu, setelah ini, kontak Awak (Kamu) saja," ujar Hery menirukan ungkapan Syafri Akhlus saat itu.

Sekitar bulan Maret 2015, sebuah surat melalui email diterima bagian perencanaan UMRAH dari Kementeriaan Riset dan Tehnologi, yang meminta, dengan dialokasikanya DIPA-APBN 2015 yang diajukan UMRAH, agar pihak UMRAH melakukan reviuw 3 paket proyek tersebut di Kemensitekdikri.

Untuk melakukan review, UMRAH harus menyiapkan proposal dan data pendukung serta dokument lainya.

"Info ini saya diberitahukan oleh Saudari Suci dan atas surat tersebut, selanjutnya saya tanya ke Martaleli sebagai Kepala UPT-TIK UMRAH "Apakah sudah ada proposal dan data pendukung untuk review kegiatan tersebut?". Yang dijawab "Kami tak bisa Pak buat proposalnya, tidak ada data pendukung," kata Hery menirukan ungkapan Martaleli.

Atas belum adanya proposal dan data pendukung serta dokument pada kegiata nReview sebagai mana yang diminta Kemenristekdikti itu, Hery melaporkan hal tersebut ke Rektor. Kemudian saat itu, Rektor Umrah meminta Hery agar menghubungi Andreuw, karena semua sudah disipakan.

"Awak hubungi Andreuw saja, semua sudah disediakan,"Kata Syafsir Akhlus kala itu ke Hery.

Atas arahan rektor tersebut, selanjutnya Hery menghubungi Andreuw Setiadi, Setelah mengutarakan keperluan Umrah atas Proposal, dan data serta dokument pendukung lainya itu, sebagai mana yang diperintahkan Rektor. Saat itu Andruw mengatakan "OK".

Setelah percakapan itu, selanjutnya Tim Review dari UMRAH berangkat ke Kemenristekdikti Jakarta, melaksanakan Review Rp.100 Milliar dana DIPA Sarpras yang dialokasikan dari APBN 2015 tersebut.

Sebelum melaksanakan Review di Kemenristekdikti di Jakarta, Untuk mendapatkan Proposal data pendukung serta dokument review yang dibutuhkan Umrah, serta yang telah dijanjikan Andreuw Setiadi untuk disediakan, Selanjutnya Hery meminta Andreuw untuk menelephond Suci, guna menyerahakan Proposal, data dan dokument untuk pelaksanaan Revieuw di Kemenritekdikti itu.

Sebagai mana diberitakan BATMTODAY.COM sebelumnya, dalam keterangan saksi Suci di Pengadilan, dirinya di Telephond Hery, untuk mengambil dokument proposal, data serta bahan pendukung lainya, dari seseorang di Lobi Hotel. Dan atas perintah Hery tersebut, Suci bertemu denga seseorang (Andreuw Setiadi) saat itu memberikan 3 bundel dokument proposal serta data pendukung lainya kepada Saksi Suci.

Setelah selesai Riview, dan 3 dokument proposal dan data, serta bahan pendukung yang diperoleh dari Andreuw Setiadi diserahkan Tim UPT-IT Umrah ke Tim Irjen Kemenristekdikti. Setelah pulang dari Kemenristekdikri, Hery langsung melapor secara lisan kepada rektor Umrah, Bahwa Hasoil Revieuw Irjen atas tiga paket proyek Pengadaan pada DIPA-APOBN Umrah, Irjen ada membuat catatan.

"Saat itu Rektor menjawab, Nanti aku suruh orang itu revisi, kalau ada kesulitan di kementeriaan beritahu aku," ujar Heri menirukan ungkapan atasanya itu. (*)

Editor: Gokli