Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Homeschooling Ternama di Batam Diduga Menggelapkan Gaji OB
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 11-01-2018 | 15:14 WIB
ilustrasi-penggelapan11.gif Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Manajemen homeschooling di kawasan Alexandria Blok B1 nomor 39 Anggrek Sari Batam Center, diduga menggelapkan uang gaji untuk tenaga office boy (OB) atau cleaning service.

Tidak hanya itu, gaji untuk OB tersebut dijanjikan akan dibayarkan kepada guru yang dipekerjakan merangkap sebagai cleaning service. Namun hal itu hanya tinggal janji manis karena tak kunjung dibayarkan.

Menurut salah seorang guru berinisial S yang turut menjadi korban, selama ia mengajar di tempat tersebut, tugasnya tidak hanya mengajar, namun juga sebagai tukang bersih-bersih. Hal itu juga dialami guru-guru lainnya.

"Alasan manajemen, mereka tidak sanggup bayar gaji OB. Jadi kami lah yang merangkap sebagai OB dengan perjanjian gaji OB itu dibayarkan pada kami," ungkapnya, Kamis (11/1/2018).

Dijelaskan, ia mengetahui bahwa manajemen di Batam terus melaporkan kepada owner yang berada di Jogjakarta kalau setiap bulannya mengeluarkan gaji untuk OB senilai Rp 1 juta.

"Uang satu juta itu perjanjiannya dibagi kepada lima orang guru. Jadi masing-masing guru mendapat Rp 200 ribu per bulannya, sebagai gaji menjadi OB," jelasnya.

S sendiri, mengajar di lokasi itu sejak September 2016 hingga Desember 2017 kemarin. Sampai kontraknya tidak disambung lagi, hak yang seharusnya ia terima masih belum dibayarkan.

"Bulan lalu kami menuntut gaji itu. Baru dibayarkan untuk satu bulan. Kalau ditotalkan sejak awal saya mengajar, seharusnya saya mendapat Rp 1,8 juta. Tapi karena bulan kemarin kami menuntut, baru dibayarkan Rp 300 ribu," lanjutnya.

Ditegaskan S, dalam kasus ini, owner instansi itu tidak mengetahui sama sekali tentang hal ini. "Yang bermain adalah manajemen disini. Nah uang untuk gaji OB itu kemana? Untuk merenovasi bangunan mereka sanggup, loh kenapa membayar gaji itu tidak mau," sesalnya.

Saat ini, ia hanya berharap haknya tersebut dibayar penuh. Sebab, ia sedang membutuhkan uang tersebut. "Jumlahnya tidak besar, tapi buat saya sangat bernilai, karena saya sedang membutuhkan. Saya sudah seperti pengemis meminta hak saya sendiri, tapi itikad baik dari manajemennya tidak ada," keluh S.

Bahkan, kejadian ini sudah ia viralkan di media sosial, namun pihak manajemen tetap tidak acuh. "Saya hanya menuntut hak saya, tapi malah seperti ini," pungkasnya.

Editor: Yudha