Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terompet Bisa Menularkan Defteri?
Oleh : Habibi Khasim
Jumat | 29-12-2017 | 12:02 WIB
main-terompet.jpg Honda-Batam
Ilustrasi - Terompet mainan.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Jelang penyambutan Tahun Baru, memang sudah menjadi kebiasaan di mana pedagang kembang api dan terompet menjamur di Tanjungpinang. Pasalnya, kebiasaan masyarakat yang merayakannya dengan dua item khas tersebut.

Terkait terompet, telah beredar broadcast message yang mengatasnamakan Dinas Kesehatan, di mana melarang masyarakat membeli terompet karena rawan menjadi media penularan penyakit. Salah satunya penyakit yang dikatakan dalam BC message tersebut adalah Defteri yang memang pada akhir tahun ini cukup viral di Indonesia.

"info dari [Dinas Kesehatan]. Nitip pesan, tolong diingatkan kepada orangtua, agar tidak membelikan terompet untuk anaknya disembarang tempat, mengingat sedang ada wabah [difteri] yang penularannya lewat percikan ludah....._Terima kasih_," demikian isi dari BC yang tersebar di grup WhatsApp masyarakat Tanjungpinang.

Terkait peringatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan, Dinkes Tanjungpinang tidak pernah memberikan peringatan atau karangan seperti itu. Hanya saja, menurut dia, BC yang beredar tersebut ada benarnya, di mana memang virus Defteri gampang sekali menular kepada masyarakat.

"Kita tidak pernah menerbitkan larangan. Tetapi sebaiknya memang tidak usah memakai terompet karena berpotensi menjadi media penularan," tutur Rustam, Jumat (29/12/2017).

Kemudian, menyinggung masalah Defteri di Tanjungpinang, Rustam mengatakan dapat perintah langsung dari Kementerian Kesehatan agar siaga dan melakukan kewaspadaan yang tinggi.

"Kemarin memang ada suspek Defteri di Tanjungpinang, tetapi ternyata negatif. Kita harapkan tidak ada. Makanya kita diminta Kemenkes untuk melakukan kewaspadaan yang tinggi. Makanya semua media yang rawan mengakibatkan penularan sebaiknya dihindari masyarakat," kata Rustam.

Rustam mengatakan, sebaiknya masyarakat tidak menggunakan terompet karena berpotensi menjadi media penularan difteri maupun penyakit menular lainnya. Itu diduga telah ditiup berbagai pihak, mulai dari pembuat hingga penjual.

"Kita tidak menuduh, hanya masyarakat berhati-hati saja, karena virus ini cukup berbahaya," kata Rustam.

"Hati-hati juga jika melakukan perjalanan wisata, jaga selalu kesehatan, istirahat yang cukup, makan bergizi dan seimbang," imbuhnya.

Editor: Gokli