Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KOBAM Kepri Latih Mahasiswa dan Masyarakat Budidaya Kepiting Bakau
Oleh : Nurjali
Jum\'at | 03-11-2017 | 12:14 WIB
KOBAM.jpg Honda-Batam
KOBAM usai melakukan pelatihan kepada masyarakat dan mahasiswa. (Foto: Nurjali)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Komunitas Ketam Bakau Anak Melayu (KOMBAM) Provinsi Kepulauan Riau, diharapkan menjadi solusi pemanfaatan potensi perikanan yang ada di wilayah maritim se-Kepri. Komunitas yang difasilitasi oleh Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Provinsi Kepri, sudah merambah hingga ke mahasiswa.

"Kita sering menggelar kegiatan pelatihan, pembudidayaan ketam bakau yang kita namakan KOBAM di kalangan mahasiswa juga," sebut Aldoni, Ketua LKPI dan juga inisiator KOBAM saat dihubungi BATAMTODAY.COM, Jumat (3/11/17).

Salah satu sasarannya adalah sebagai wujud untuk pelestarian hutan bakau dan pemanfaatan pembudidayaan ketam bakau, yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. "Mahasiswa perikanan ini kita ajarakan cara membudidayakan ketam bakau tanpa harus merusak alam," sebutnya.

Saat ini, anggota komunitas ini sudah berjumlah kurang lebih lima puluh orang, yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat nelayan umumnya.

Ketam bakau atau kepiting bakau ini kini sangat diminati oleh wisata kuliner, selain rasanya yang enak kepiting ini juga mengandung gizi yang sangat tinggi.

"Modal untuk budidayanya juga sangat mudah dan tidak memakan biaya yang besar tetapi sangat dibutuhkan di pasar dunia," ungkapnya.

Komunitas yang sudah menjadi binaan KOBAM adalah masyarakat pesisir Kabupaten Bintan, bahkan di komunitas tersebut kini sudah mulai menjual hasil budidayanya ke pasaran. Meski masih belum maksimal dan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Selain di Bintan, potensi budidaya ketam bakau ini juga berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Lingga yang merupakan wilayah kelautan.

"Selain di Bintan di Lingga juga banyak hutan bakau dan sangat memungkinkan untuk menjadi lokasi budidaya," kata Aldoni.

Di tahun 2017 ini, harga komoditas tambak kepiting bakau ini terus mengalami kenaikan di pasaran. Hal ini karena pasokan yang dimiliki terus berkurang.

Harga di pasaran untuk kepiting bakau dengan berat 2 ons atau kelas CK yang dulunya hanya belasan ribu, kini mencapai Rp40-50 ribu.

Kemudian untuk kelas A atau kelas super kepiting jantan dengan bobot 3,5-4 ons per ekor, harganya bisa mencapai Rp65-70 ribu, yang sebelumnya hanya berkisar Rp20-25 ribu.

Bahkan untuk jenis kepiting bakau lainnya ada yang mencapai harga Rp100-110 ribu per kilogram nya.

Editor: Gokli