Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pembunuhan Pemred Pelangi Terungkap
Oleh : Tunggul Naibaho
Sabtu | 08-01-2011 | 04:06 WIB
pembunuhan_jurnalis.jpg Honda-Batam

Aksi simpati kalangan jurmaslis atas meninggalnya wartawan Sun Tv, Ridwan Salamun, yang wafat saat menjalankan tugas karena kekerasan. Aksi digelar di bundaran BSD City,Serpong,Tangerang Selatan, Selasa (24/8/2010) dini hari. (Foto: Antara)

Batam, batamtoday - Kepolisian Daerah Maluku berhasil mengungkap kasus pembunuhan Alfrets Mirulewan, Pemimpin Redaksi Mingguan Pelangi, Maluku. Polisi juga sudah menetapkan dua orang tersangka.

"Sudah ada tersangka dua orang. Satu oknum (polisi) dan satu warga," kata Insany Syahbarwati, Koordinator Maluku Media Center, melalui pesan singkat, Sabtu (8/1), seperti dilansir Tempo.

Hanya saja Insany belum memiliki informasi lengkap mengenai identitas kedua tersangka, dan nampaknya pihak kepolisian masih merasahasikanya dan baru akan diumumkan kepada publik pekan depan.

"Belum (tahu) soal identitas, rencana Polda (Maluku) akan umumkan Selasa (pekan depan)," ujarnya.

Insany mengatakan, kepolisian hari ini telah melakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara, yakni di Pelabuhan Pantai Nama Wonreli, Kecamatan Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Kepolisian, kata Insany, juga akan melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Alfrets. "Kapolsek sudah mendatangi keluarga Alfrets di Kisar dan keluarga sudah beri persetujuan untuk diotopsi ulang," ujarnya.

Insany menambahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun Maluku Media Center, tim forensik dari Mabes Polri akan datang ke Kecamatan Kisar besok atau lusa untuk membantu pendalaman penyelidikan kepolisian setempat.

Alfrets ditemukan tewas mengenaskan pada Jumat, 17 Desember 2010, dini hari. Ia terakhir terlihat sedang melakukan liputan investigasi perdagangan gelap bahan bakar minyak di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Bersama rekannya sesama wartawan, Leksi Kikilai, Alfrets melakukan investigasi lantaran beberapa waktu belakangan terjadi kelangkaan bahan bakar minyak di kabupaten itu.

Committee to Protect Journalists, organisasi internasional yang aktif berkampanye tentang perlindungan jurnalis, menyebut Indonesia termasuk 5 negara yang rawan atas kerja-kerja jurnaslis.

Secara berurutan tentang negara-negara yang dianggap sangat berbahaya bagi kerja jurnalis adalah Pakistan, Irak, Honduras, Meksiko, dan Indonesia.

Pada tahun 2010 terjadi 4 kasus kematian wartawan di Indonesia, ke empat jurnalis yang jadi korban adalah, Muhammad Syaifullah (Kepala Biro Kompas wilayah Kalimantan), Ardiansyah Matra’is (reporter Merauke TV), Ridwan Salamun (jurnalis Sun TV) dan terakhir Alfrets Mirulewan (Pemimpin Redaksi Mingguan Pelangi, Maluku).