BATAMTODAY.COM, Batam - Negara Indonesia yang dibangun di atas perbedaan suku, agama dan adat istiadat yang berbeda-beda, memiliki pengikat yang mampu menyatukan seluruh lapisan masyarakat yang berbeda-beda itu pula. Bagi bangsa Indonesia, pedoman dalam bersikap, bertindak, dan bertingkah laku adalah Pancasila yang telah ditetapkan sebagai dasar negara.

Pancasila, mempunyai sifat impreatif dan memaksa. Dalam hal ini, maka setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat terhadap nilai-nilai PancasiIa dan ada kekutaan hukum yang memberikan legitimasi kuat terhadap penerapannya, serta sanksi yang dapat diterapkan terhadap perbuatan yang menentang nilai-nilai PancasiIa tersebut.

Demikian disampaikan Anggota MPR/DPR RI dapil Kepri, Dwi Ria Latifa, saat melakukan kegiatan dengar pendapat bersama siswa dan guru SMK Harmoni Batam, Selasa (18/4/2017). Kegiatan itu sendiri, memiliki tema "Komitmen Terhadap Pancasila Sebagai Dasar Negara Demi Kokohnya NKRI".

Dilanjutkan Ria, Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara, karena memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan.

Selain itu, Pancasila juga memberikan jaminan terealisasinya kehidupan dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara berkeadilan, yang disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya.  

Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Serta, PancasiIa memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak asasi manusia, sesuai dengan budaya bangsa. Pancasila juga menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.

Namun saat ini lanjut Ria, Pancasila yang merupakan dasar negara, dihadapkan oleh berbagai upaya yang hendak mengerdilkan, bahkan mengganti kedudukannya. Kelompok seperti ini menggangap Pancasila sebagai dasar negara, ternyata tidak kokoh menompang kehidupan berbangsa dan bernegara dengan segala dinamikanya.

"Misalnya saja, Pancasila dianggap tidak mampu menjawab tantangan kemiskinan, ketidakadilan dan keterbukaan di era globalisasi. Oleh sebab itu, kelompok seperti ini ingin mengganti Pancasila dengan nilai-nilai lain yang Iebih sesuai bagi mereka. Ada pula yang menggangap Pancasila tidak sesuai dengan nilai-nilai religius masyarakat Indonesia dan Pancasila tidak mampu menjadi pedoman dalam bertidak dan bertingkah laku," ungkapnya.

Bila kondisi bangsa yang dalam beberapa aspek kehidupannya masih karut marut, maka Pancasila tidaklah dapat disalahkan. Karena, nilai-nilai luhur Pancasila sangat tergantung dari upaya pengamalannya oleh setiap individu.

"Nilai-nilai luhur Pancasila yang merupakan fondasi bagi NKRI ini tidak akan memiliki arti bila tidak ada kesadaran semua pihak untuk menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk itu, perlu adanya upaya aktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila ini," lanjutnya.

Contohnya adalah, ketika ada kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun verbal kepada penganut agama lain, melarang beribadah dan merusak tempat ibadah agama.

Kadang kala, kelompok ini berpedoman pada aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah. Keadaan seperti ini dapat memancing ketegangan kelompok dan menyebabkan potensi pergesekan masyarakat yang mengganggu kerukunan di NKRI ini.

Beberapa hari belakangan ini, pemerintah dan pihak kepolisian sering mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebar berita dan melakukan perbuatan tindakan yang mengandung unsur bernuansa SARA yang dapat membangkitkan sentimen-sentimen negatif terhadap kelompok tertentu.

"Media sosial merupakan salah satu sarana yang sangat rentan terhadap penyebaran isu-isu SARA ini. Penyebaran berita dan perbuatan seperti ini, bisa dihadapi bila pemerintah dan para penegak hukum berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga, dapat mengidentifikasi secara tepat dan cepat kelompok yang bertentangan dengan Pancasila dan membahayakan NKRI," jelasnya.

Ia juga menegaskan, penempatan Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan komitmen kuat masyarakat Indonesia sebagai suatu bangsa untuk memiliki satu fondasi yang sama dalam mencapai tujuan berdirinya NKRI.

"Hal ini harus ditanamkan dalam diri setiap siswa. Sebab, siswa adalah generasi muda yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini. Itulah tujuan kita mendatangi sekolah agar dapat memberikan pemahaman bagi siswa," pungkasnya.

Editor: Udin