Terjadi Penyempitan Alur Sungai

Pemko Batam Dinilai Tak Serius Tangani Proyek Reklamasi Sagulung
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 30-03-2017 | 13:26 WIB
Penyempitan-Alur-Sungai1.gif

Penyempitan alur sungai proyek reklamasi di Sagulung. (Foto: Irwan)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jembatan proyek reklamasi yang mempersempit alur sungai di Seilangkai RW 18 Kecamatan Sagulung telah selesai dibongkar oleh pengembang proyek itu sendiri sepekan belakangan ini.

 

Namun, yang menjadi sorotan warga di sekitar lokasi adalah penyempitan alur sungai disekitar jembatan itu tidak ada perubahan sama sekali. Bahkan jembatan yang sebelumnya dibongkar, sekarang diganti dengan jembatan sepanjang 3 meter yang terbuat dari kayu sehingga menambah sempit alur sungai.

Pantauan BATAMTODAY.COM pada Kamis (30/3/2017) di lokasi, aktifitas pengerjaan lahan dan penimbunan masih terus berjalan sampai sekarang. Sejumlah alat berat terlihat sibuk dengan aktifitas masing-masing. Terlihat juga dua bak kontainer masih berada didalam alur sungai yang menjadi penghubung jembatan kayu sepanjang dua meter.

Akibatnya, alur sungai kembali dipersempit dan kini lebarnya tinggal sekitar 3 meter saja. Padahal lebar awal sungai tersebut mencapai 60 meter. Akibat pembangunan jembatan yang mempersempit alur sungai itu, sungai yang menjadi saluran pembuangan utama dari berbagai pemukiman warga di Batuaji dan Sagulung itu tak bisa berfungsi normal.

Sementara air pembuangan dari pemukiman warga tak bisa mengalir keluar dan semakin hari semakin memenuhi badan sungai tersebut. Kondisi ini diperparah lagi dengan tanah timbunan proyek reklamasi yang berada sepanjang pinggir aliran sungai sudah mulai banyak yang longsor sehingga menambah sempit alur sungai dan juga sungai semakin dangkal.

Tamrin dan warga yang berada disekitar lokasi kembali mempertanyakan sikap ketegasaan pemerintakota Batam dalam proyek reklamasi itu. Padahal sebelumnya pihak pengembang proyek reklamasi sudah mendapatkan beberapa kali teguran keras dari Dinas Lingkungan Hidup
untuk melebarkan alur sungai seperti semula karena pihak pengembang sudah melanggar analisis dampak lingkungan (Amdal). Bahkan proyek reklamasi itu sempat juga dihentikan
karena tidak memiliki Izin lengkap. Namun, teguran itu tidak dihiraukan oleh pihak pengembang.

"Sepertinya pemerintah tidak serius dengan masalah ini, dan mengangap sepele. Ini saluran utama kalau ditutup apa jadinya pemukiman di Sagulung dan Batuaji ini. Selama ini sudah sering banjir, kalau ditutup bisa tambah parah lagi banjirnya nanti," ujar Tamrin warga Seilekop, Kamis (30/3/2017).

Selain kuatir akan bahaya banjir, warga sekitar juga mengaku resah dengan aktifitas kendaraan proyek reklamasi itu. Kendaraan proyek yang melintasi jalan pemukiman warga membuat jalan jadi rusak. Debuh bertebaran hingga ke dalam rumah warga.

Warga di perumahan Taman Anugerah yang berdekatan dengan lokasi reklamasi itu sudah memblokade aktifitas truk pengangkut tanah untuk proyek reklamasi pada, Rabu (8/3/2017) lalu. Warga tidak terima sebab jalan pemukiman mereka juga rusak akibat aktifitas proyek reklamasi tersebut.

Editor: Yudha