Ini Beda Daging Celeng dan Daging Sapi
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 27-08-2016 | 17:52 WIB
daging-celeng.gif

Petugas menunjukkan daging celeng tangkapan Ditpolair Polda Kepri (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan akan kebutuhan daging sapi biasanya meningkat dratis. Hal ini yang sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan besar.

Seperti DS, nahkoda kapal kayu KM Bima Jaya GT 18 sekaligus pemilik 1,8 ton daging celeng yang ditangkap Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kepri beberapa waktu lalu.

Mirisnya, pelaku mencapurkan daging babi hutan atau celeng ke dalam daging sapi. Sebab, babi hutan memiliki harga murah karena hewan ini dianggap hama. Sehingga para pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab ini, akan mencampurkan daging celeng ke daging sapi untuk mendapatkan keuntungan berlebih.

Sepintas, daging celeng dengan daging sapi sulit dibedakan, apalagi beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab semakin pandai menyamarkan daging celeng ini agar sama persis dan sulit dikenali.

"Secara kasat mata sulit untuk membedakan mana daging celeng dengan daging sapi," kata Kabid Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) Balai Karantina Pertanian kelas 1 Batam, Drh Ibrahim.

Perbedaan itu terjadi pada lima kategori. Dari segi serat daging, lemak, aroma, tekstur dan warna jelas bisa dibedakan antara daging celeng dengan daging babi. Daging celeng memiliki tekstur lemak yang elastis, sedangkan lemak sapi lebih kaku dan berbentuk.

Daging sapi juga memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibandingkan daging celeng yang lembek dan mudah diregangkan. Dari segi aroma, daging celeng memiliki khas tersendiri, sedangkan daging sapi anyir. Namun demikin ketikanya keduanya dicampur masyarakat akan kesulitan membedakan.

"Dari segi warna juga jelas perbedaannya, daging celeng lebih pucat dari daging sapi. Warna daging celeng seperti daging ayam yang berwarna putih," katanya.

Untuk itu kata Ibrahim, saat ini pihaknya masih melakukan proses pengujian Laboratorium di kantor Balai Karantina Pertanian kelas 1 Batam. Dalam waktu dekat hasil labor bisa diketahui kandungan dari tangkapan Polair Polda Kepri ini.

"Sekarang lagi proses pengujian Laboratorium. Belum ada hasil. Nanti kalau ada hasilnya dikabarin," pungkasnya.

Berita terkait: