Indonesia Siapkan Langkah Besar untuk Percepatan Vaksin Tuberkulosis dalam Konsultasi WHO di Bali
Oleh : Redaksi
Kamis | 14-11-2024 | 10:44 WIB
Menkes-BGS.jpg
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin. (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Bali - Dalam upaya mengatasi beban tuberkulosis (TB) secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Kementerian Kesehatan Indonesia mengadakan konsultasi nasional pertama di Bali pada 8-9 November 2024.

Pertemuan ini mengulas potensi penggunaan vaksin TB baru bagi remaja dan orang dewasa serta kesiapan Indonesia dalam mengintegrasikan vaksin tersebut ke dalam program kesehatan nasional.

Acara ini dilaksanakan menjelang Union World Conference on Lung Health dan membahas skenario implementasi, skema pembiayaan, serta langkah-langkah kebijakan untuk menyukseskan distribusi vaksin TB. Program ini berada di bawah naungan TB Vaccine Accelerator Council WHO, yang berfokus pada percepatan pengembangan vaksin untuk penyakit ini.

Vaksin TB baru dianggap sangat penting, terutama untuk Indonesia yang memiliki salah satu angka TB tertinggi di dunia. Indonesia juga aktif dalam uji klinis fase 3 untuk kandidat vaksin TB, M72/AS01E, yang disebut-sebut dapat menjadi vaksin TB pertama yang disetujui dalam hampir 100 tahun. Jika uji coba ini sukses, vaksin M72/AS01E bisa mulai diterapkan pada tahun 2030.

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan urgensi langkah ini. "Presiden telah memberi saya mandat untuk mempercepat penurunan angka TB hingga 50% dalam lima tahun. Dengan lebih dari satu juta kematian akibat TB setiap tahunnya, kami berharap vaksin baru ini bisa memperkuat upaya penyelamatan jiwa," ujar Menteri Budi, demikian dikutip laman Kemenkes, Rabu (13/11/2024).

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Rizka Andalusia, menambahkan bahwa keterlibatan Indonesia dalam uji klinis ini mencerminkan komitmen tinggi negara untuk menyelamatkan nyawa dan menurunkan angka TB. "Kami bangga bisa menjadi bagian dari inisiatif global ini yang diharapkan memberikan solusi bagi jutaan orang di seluruh dunia," jelasnya.

Pertemuan ini turut melibatkan berbagai pemangku kepentingan nasional dan internasional, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Komite Ahli TB Indonesia, dan mitra global seperti Gates Foundation dan WHO. Bersama-sama, mereka merancang strategi untuk memasukkan vaksin TB baru dalam Strategi Imunisasi Nasional, yang diharapkan dapat mempercepat pengurangan kasus TB di Indonesia.

WHO Representative untuk Indonesia, Dr N Paranietharan, menyatakan apresiasinya terhadap peran aktif Indonesia dalam pengembangan vaksin TB. "Indonesia telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengatasi TB. Kandidat vaksin baru yang sedang diuji bisa menjadi terobosan besar untuk mengurangi penyebaran TB dan menyelamatkan jutaan nyawa," ujarnya.

Sejalan dengan Global TB Report 2024, data menunjukkan vaksin TB baru dengan efektivitas 50% bagi remaja dan dewasa dapat mencegah hingga 76 juta kasus dan menyelamatkan sekitar 8,5 juta jiwa pada tahun 2050. Selain menyelamatkan nyawa, investasi di vaksin ini dinilai akan menghemat biaya kesehatan jangka panjang.

Dr Tereza Kasaeva, Direktur Global TB Programme WHO, menegaskan pentingnya vaksin dalam pemberantasan penyakit menular. "Vaksin TB baru akan menjadi game-changer dalam perang melawan penyakit ini, yang masih menjadi beban di banyak negara," ucapnya.

Pertemuan di Bali ini mempertegas posisi Indonesia sebagai pelopor dalam perjuangan global melawan TB, memperkuat upaya bersama untuk membawa vaksin yang aman dan efektif ke masyarakat, serta membuka jalan menuju eliminasi TB secara global.

Editor: Gokli