Dubes Kanada Jajaki Investasi Bidang Migas dan Pertambangan di Batam
Oleh : Roni Ginting
Jum'at | 29-04-2016 | 15:06 WIB
rudi-dubes-kanada.jpg

Wali kota Rudi bersama wakilnya Amsakar Achmad berfoto bersama dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Donald Bobiash yang berkunjung untuk menjajaki investasi. (Foto: Humas Pemko Batam)

BATAMTODAY.COM, Batam - Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Donald Bobiash, berkunjung ke Kantor Wali Kota Batam, Jumat (29/4/2016), guna menjajaki seputar investasi di Batam. Dia ingin mendengarkan paparan mengenai ekonomi, khususnya untuk kawasan industri di Kota Batam.

Menurutnya, Kanada merupakan rekan investasi di Indonesia. Sudah cukup banyak produk Kanada yang diekspor ke Indonesia seperti gandum, Blackberry, dan lainnya. Saat ini Kanada juga tertarik untuk investasi di bidang minyak dan gas bumi serta pertambangan.

"Kita juga tertarik kerjasama dengan Asean dan Batam memiliki posisi yang strategis dalam kerjasama ini," ujarnya.

Wali Kota Batam, Rudi menjelaskan bahwa Batam hari ini sedang berbenah diri sesuai instruksi Presiden RI. Pembenahan perlu dilakukan karena dengan status Free Trade Zone yang ada sekarang, dinilai kurang mendukung perkembangan Batam. Oleh karena itu pembahasan di tingkat pusat sedang dilakukan.

"Akan dibuat Kawasan Ekonomi Khusus. Investor akan diberi kemudahan, seperti pajak, dan lainnya. Pembahasan sudah dimulai Maret, diperkirakan September selesai seluruh aturan," kata Rudi.

Aturan baru ini, sambung Rudi, tidak akan mengubah apa yang sudah ada. Namun justru menambah kemudahan-kemudahan bagi investor. Sehingga tidak ada yang perlu calon investor khawatirkan untuk menanamkan modalnya di Batam.

"Saya baru sebulan setengah jadi wali kota, bersama eakil saya Pak Amsakar Achmad. Kita mau pemerintahan yang bersih dan bagus di Kota Batam ini. Kami pemerintah siap mendukung apapun. Tak usah khawatir, kalau Kanada investasi di sini, kami akan jaga," ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Donald berdialog tentang beberapa hal dengan Rudi. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah berapa banyak tenaga kerja asing di Kota Batam. Rudi menjawab ada sekira 5-7 ribu pekerja asing yang bekerja di Batam, dan sebagian besar berasal dari negara tetangga, Singapura, Malaysia. Sementara jumlah pekerja asal Kanada di Batam tercatat empat orang saja.

Donald melanjutkan pertanyaannya dengan kesiapan Batam menghadapi masuknya pekerja asing sebagai dampak Masyarakat Ekonomi Asean. Sebagai jawaban, Rudi mengaku tidak akan terlalu berpengaruh. Karena pada dasarnya sejak awal pembangunan Batam memang sudah banyak pekerja asing yang masuk.

"Dari dulu Batam dibangun, banyak pekerja asing masuk. Tidak ada pengaruh bagi kita Kota Batam. Dari dulu pekerja asing memang banyak masuk," kata Rudi.

Dubes Kanada juga menanyakan bagaimana pekerja asing diperlakukan di Batam. Karena beberapa waktu lalu, ratusan tenaga ahli sebuah perusahaan dari Kanada tidak bisa bekerja di Jakarta akibat izin yang tidak keluar.

"Kalau Indonesia ingin menarik investasi, harus menghadapi hal seperti ini," kata mantan Dubes Kanada untuk Asean, Jepang, dan Pakistan tersebut.

Rudi mengatakan jika ke depan hal serupa terjadi di Batam, investor bisa langsung menghubungi wali kota. Pemerintah daerah akan coba menjembatani masalah tersebut. Karena sesuai aturan, ada sembilan jenis keahlian yang pekerjanya boleh masuk.

"Ke depan seandainya ada problem, boleh kontak kita langsung. Akan kita jembatani. Kami akan langsung turun tangan. Sesuatu yang sudah diatur tidak boleh dilarang lagi," jawab Rudi.

Editor: Dodo