Tidak Punya Mesin Serap Jadi Alasan Pemadaman Bergilir di Batam
Oleh : Hadli
Jum'at | 29-04-2016 | 09:14 WIB
ruang-mesin-PLTU-tanjung-Kasam.jpg

Pemeliharaan dua mesin PLTU Tanjung Kasam mengakibatkan pemadaman bergilir di Batam (Foto : Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)  Tanjung Kasam, Telaga Punggur, Batam, merupakan satu-satunya pembangkit berbahan bakar batu bara di Batam dengan kapasitas 110 MW.

Namun, PLTU yang dikelola oleh PT TJK Power ini ternyata tidak memiliki mesin cadangan atau serap yang bermanfaat untuk menopang atau membantu menyuplay listrik di Batam, bila dua mesin mengalami kerusakan atau tengah dalam pemeliharaan. Itu sebabnya pemadaman bergilir terjadi sejak PLTU Tanjung Kasam beroperasi mulai tahun 2012 silam.

Hal itu disampaikan oleh Direktur PT TJK Power Willianto, Febriansa, saat konfrensi pers update kondisi kelistrikan dan site visit PLTU Tanjung Kasam yang digelar bright PLN Batam.

"Ya, kami tidak memiliki mesin cadangan. Hanya miliki dua mesin. Mesin ini yang harus dilakukan pemeliharaan awal Mei mendatang," ujarnya menanggapi BATAMTODAY.COM, Kamis (28/4/2016).

Menurutnya, dua mesin yang dimiliki PT TJK Power untuk mengoperasikan PLTU Tanjung Kasam, berkapasitas 110 MW dan bernilai investasi ratusan juta US Dolar sesuai kontrak dengan PLN Batam.

"Tidak mungkin kami tambah mesin. Karena kontrak dengan PLN nilai invetasi US200 dolar untuk mengoperasikan dua mesin," ujarnya.

Sementara Carporate Communication bright PLN Batam, Rudi Antono,  menuturkan pemeliharaan rutin dilakukan PT TJK Power agar menjaga kualitas mesin. Untuk itu, awal Mei mendatang akan dilakukan pemeliharaan mesin PLTU Tanjung Kasam 2x55 MW.

"Pemeliharaan mengalami devisit daya 40 MW dari kapasitas 110 MW. Kami akan maksimalkan pembangkit lain untuk menopang beban kelistrikan saat PLTU off," ujarnya.

Menurutnya, beban puncak untuk kelistrikan Batam-Bintan mencapai 327 MW dengan daya pembangkit 369 MW, dengan komposisi gas, batu bara dan diesel. Sedangkan di Batam sendiri, ada juga PLTG Tanjung Uncang yang juga mengoperasikan dua unit mesin.

Namun, dayanya tidak mampu untuk menggantikan posisi PT TJK Power karena hanya memiliki kapasitas 70 MW. Sedangkan PLTU Tanjung Kasam memiliki daya diatas rata-rata PLTU lainnya yakni sebesar 110 MW dengan ketersediaan lebih dari 90 persen mengalirkan listrik ke seluruh wilayah Batam-Bintan.

"Mereka (PLTU Tanjung Kasam) memberikan aliran listrik ke kita lebih dari 90 persen, walaupun berdasarkan kontrak AF adalah sebesar 85 persen pertahun," ungkapnya.

Rudi menambahkan, pemeliharaan dua mesin termasuk major overhaul dan inspeksi mesin yang mengharuskan dua unit PLTU dipelihara bersamaan, sebab ada peralatan yang dipakai bersama oleh unit satu dan dua yakni sistem intel air laut.

"Maka dari itu tidak memungkinkan hanya satu pembangkit yang mendapat pemeliharaan," kata Rudi Antono kembali.

Editor: Udin