Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di 2028-2029

Kepala Daerah Didorong Perkuat Hilirisasi dan Turunkan Ketimpangan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 08-11-2024 | 14:24 WIB
Rakornas-Sentul.jpg
Menko Airlangga, saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% dapat tercapai pada 2028-2029. Dalam catatan sejarah, Indonesia pernah mencapai angka pertumbuhan 8,2% pada tahun 1995, dipicu oleh beberapa sektor utama seperti manufaktur, otomotif, konstruksi, jasa, dan investasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya memperkuat sektor-sektor ini, terutama hilirisasi, untuk mendorong pencapaian target tersebut.

"Presiden meminta kita untuk tumbuh 8 persen, dan ini realistis karena kita pernah mencapai angka itu. Untuk mewujudkannya, konsumsi harus tetap stabil, investasi tumbuh sekitar 10%, ekspor naik 9%, dan sektor-sektor kunci, seperti hilirisasi, jasa, pariwisata, perumahan, ekonomi digital, serta energi hijau, harus menjadi fokus," ujar Menko Airlangga, saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2024), demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Menurut data BPS, pada Triwulan III-2024 ekonomi Indonesia tumbuh 4,95% year-on-year (yoy) atau 5,03% quarter-to-quarter (ctc), dengan Jawa sebagai kontributor terbesar, mencapai 56,84%. Wilayah-wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Papua Barat dan Sulawesi Tengah, menunjukkan keberhasilan hilirisasi di sektor industri pengolahan dan pertambangan.

"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan industrialisasi dan hilirisasi, Indonesia bisa melaju pesat. Presiden yakin kita bisa mencapai pertumbuhan 8%," kata Menko Airlangga.

Namun, ketimpangan ekonomi antar-daerah masih menjadi tantangan. Rata-rata pendapatan per kapita di 10 kabupaten/kota tertinggi mencapai USD 33.267, jauh di atas rata-rata terendah sebesar USD 658. Selain mengejar PDB per kapita yang tinggi, kualitas pertumbuhan juga perlu diperhatikan, termasuk kemiskinan rendah dan rasio gini yang kecil. Contoh provinsi dengan indikator yang baik adalah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, yang berhasil menjaga kemiskinan dan ketimpangan pada tingkat rendah.

Airlangga juga mengingatkan kepala daerah untuk menjaga inflasi pangan agar tetap terkendali, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru, dengan target inflasi volatile food (VF) di bawah 5%.

Strategi Pembangunan dan Pengembangan Ekonomi Daerah

Menko Airlangga menekankan beberapa strategi penting, termasuk mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai salah satu sumber pertumbuhan, menurunkan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada, serta meningkatkan akses dan konektivitas wilayah. Selain itu, pemerintah daerah diminta untuk menyediakan program pendidikan vokasi, pelatihan peningkatan keterampilan (upskilling) dan penyetaraan keterampilan (reskilling) untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Airlangga juga mengingatkan kepala daerah tentang pentingnya dukungan bagi UMKM melalui program kredit usaha rakyat. "Saya mohon agar kepala daerah, bupati, dan gubernur terus mendorong UMKM agar semakin berdaya," tutup Menko Airlangga.

Pemerintah berharap, dengan kebijakan-kebijakan tersebut, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Editor: Gokli