Lis-Raja Tekankan Pentingnya Program Masuk Akal dalam Debat Pilwako Tanjungpinang
Oleh : Devi Handani
Minggu | 20-10-2024 | 19:04 WIB
Lis_raja.jpg
asangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang, Lis-Raja (Foto: Devi Handani)

BATAMTODAY.COM,Tanjungpinang-Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang, Lis-Raja, menegaskan bahwa debat Pilwako kali ini menjadi momentum penting untuk membuka wawasan publik mengenai program-program yang disusun oleh para kandidat.

Mereka menekankan bahwa setiap program yang ditawarkan harus realistis dan memiliki dasar yang jelas, bukan sekadar retorika.

Hal ini disampaikan oleh Lis usai mengikuti debat Pilwako Tanjungpinang yang berlangsung di Hotel CK Tanjungpinang, Sabtu (19/20/2024) malam.

"Program yang kita harapkan adalah yang realistis, memungkinkan, dan dapat diintegrasikan dalam visi-misi serta RPJMD jika terpilih nanti," ungkap Lis.

Menanggapi pertanyaan dalam debat tersebut, Lis menyatakan bahwa pertanyaannya sangat memuaskan, namun bagaimana pemahaman setiap kandidat terhadap pertanyaan itu akan menentukan respons mereka.

Ia juga mengutip Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, khususnya tentang blue economy, di mana kewenangan pengelolaan laut dari 0-12 mil adalah milik Pemerintah Provinsi, bukan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Namun, Lis melihat ada peluang dalam pengembangan wisata bahari dan penanganan sampah laut.

Lebih lanjut, Lis menegaskan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi untuk membangun Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau.

"Dengan sinergitas yang baik, insyaallah kita akan membuat Tanjungpinang semakin maju," katanya.

Dalam menyampaikan visi-misi, Lis menekankan pentingnya kejujuran. Ia juga mengakui banyak belajar dari Mantan Walikota Tanjungpinang, Hj Suryatati Amanan, yang dianggap sebagai mentornya.

"Bu Tati adalah guru besar saya saat di DPRD, belajarlah dengan orang yang lebih berpengalaman," ujarnya.

Lis juga mengingatkan agar berhati-hati dalam berbicara, karena kata-kata yang diucapkan dapat menjadi bumerang. "Kata-kata yang sudah keluar tidak bisa ditarik kembali, meskipun dimaafkan," pungkasnya.

Editor: Surya