Pelaku Match Fixing Diancam Hukuman Seumur Hidup dari Sepak Bola Nasional
Oleh : Redaksi
Sabtu | 22-06-2024 | 20:04 WIB
Ketum-PSSI-Bali.jpg
Ketua Umum PSSI Erick Thohir membuka secara resmi Turnamen Bali 7S, di Bali. (Republika.co.id)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengancam hukuman seumur hidup dari sepak bola nasional apabila terbukti ada oknum di seluruh kompetisi yang terlibat menjadi pelaku pengaturan pertandingan (match fixing).

"Dengan dukungan Polri, siapa pun yang bermain (match fixing) dihukum seumur hidup dari sepak bola nasional," kata Erick Thohir di sela membuka turnamen sepak bola usia dini Bali 7S di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (22/6/2024).

Ia mengajak operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB) untuk melakukan perlawanan terhadap aksi pengaturan pertandingan itu.

Menteri BUMN itu menekankan kembali agar tidak ada klub, pemain, pelatih, manager klub hingga pengurus PSSI yang main-main melakukan praktik curang itu.

Tidak adanya praktik curang itu diharapkan dapat mendukung kesehatan klub sepak bola tanah air.

Ada pun klub yang sehat, kata dia, menjadi salah satu tolok ukur sepak bola Indonesia naik kelas baik di level regional yakni AFC hingga dunia.

"Tidak lain klubnya harus perform di pertandingan yang ada di Asia Tenggara dan Asia. Itu tolok ukurnya. Artinya Liga mesti sehat, klub juga sehingga mereka bisa menyiapkan tim dengan baik," ucapnya.

Ada pun saat ini jadwal kompetisi klub tanah air di liga sudah ada kalender dalam tiga tahun.

Dengan kalender itu akan mendorong kepastian klub dalam merencanakan sponsor, tiket hingga perizinan.

Di sisi lain sejumlah praktik curang terungkap di antaranya penanganan tindak pidana pemalsuan surat atau penipuan yang dilakukan Elwizan Aminuddin, mantan dokter gadungan PSS Sleman dan timnas Indonesia.

Selain itu, juga penanganan terhadap kasus pengaturan pertandingan untuk mendapatkan skor yang diinginkan (match fixing) di Sleman.

Untuk itu, Erick Thohir mengapresiasi Kepolisian Resor Kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menangani kasus-kasus penting tersebut untuk melindungi sepak bola Indonesia.

Sumber: ANTARA
Editor: Yudha