Cen Sui Lan Pastikan Pembangunan Jembatan Babin 'On Schedule'
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Senin | 31-01-2022 | 13:04 WIB
cen-sui-lan111.jpg
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Golkar Dapil Kepri, Cen Sui Lan. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota Komisi V DPR RI, Fraksi Golkar dari Kepulauan Riau (Kepri), Cen Sui Lan (CSL) pastikan pembangunan mega proyek jembatan Batam - Bintan (Babin) berjalan sesuai schedule yang telah ditentukan.

Dihubungi melalui telepon selulernya, CSL mengaku bahwa saat pelaksanaan rapat kerja bersama Menteri PUPR, Selasa (25/1/2022) lalu menyatakan bahwa rencana pembangunan jembatan Babin berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

"Proyek tetap on schedule di mana Pemprov Kepri saat inj dikinta untuk menyelesaikan kewajiban hingga akhir Februari 2022 untuk menyelesaikan permasalahan lahan, amdal dan semua aspek yang menjadi kewajiban Pemprov Kepri," kata CSL, Senin (31/1/2022).

Lanjut CSL, program konekstifitas antara Batam dan Bintan ini harus berjalan dan direalisasikan agar perekonomian di Kepri menjadi lebih meningkat.

"Program ini harus jalan dan harus direalisasikan. Saya awasi dan kawal, sementara untuk persetujuan Penggunaan Dana APBN ada di Komisi V, komisi saya," tegasnya.

Sebelumnya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengungkapkan bahwa jembatan Babin ini akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Yakni akan dibangun dengan panjang 14,74 kilometer dengan nilai investasi sekitar Rp 16,91 triliun yang pembiayaannya dilakukan dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Dengan rinciannya, sepanjang 7,98 kilometer dibangun oleh pemerintah secara Viability Gap Fund (VGF) dengan anggaran sebesar Rp13,57 triliun. Sedangkan untuk sepanjang 6,67 kilometer akan dibangun dengan dana pinjaman luar negeri senilai USD300 juta atau ekuivalen dengan Rp3,34 triliun.

Adapun final busines case (FBC) ini telah disusun oleh Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Bappenas RI, dan akan di finalisasi di Februari 2022.

Menurut Gubernur Ansar, dibangunnya jembatan Babin ini juga inline dengan program pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang akan menjadikan Kepulauan Riau sebagaiKawasan Strategis Perekonomian Nasional (KSPN). Di mana nantinya jembatan ini diharapkan dapat memudahkan mobilitas kendaraan dari kedua wilayah.

Selain melancarkan mobilitas kendaraan, juga akan memperlancar mobilitas orang, barang dan uang dan muaranya bisa meningkatkan speed pertumbuhan perekonomian kedua wilayah, dan selanjutnya menjalar ke wilayah-wilayah lainnya.

"Sebagai kawasan yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat menjadi Kawasan Strategis Perekonomian Nasional, tentu saja Kepri harus didukung dengan berbagai infrastruktur penunjang yang memadai. Dan jembatan Batam-Bintan ini nantinya akan menjadi jembatan yang terpanjang di Indonesia, iconic dan usefull bagi masyarakat Kepri dan tentu menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia," kata Ansar.

Jembatan Babin ini sudah mulai dirancang oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2005, kemudian diperbarui tahun 2010. Jembatan ini direncanang untuk bisa dilewati kendaraan dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam, juga akan memiliki vertical clearance yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yaitu Batam-Tanjung Sauh setinggi 27 meter dan Tanjung Sauh-Batam setinggi 40 meter. Penetapan vertical clearance tersebut bertujuan agar tidak mengganggu aktivitas lalu-lalang kapal-kapal besar nantinya.

Tidak hanya itu, jembatan ini juga didesain dengan system satu on/off ramp yang berlokasi di Pulau Tanjung Sauh. Lajur jembatan memiliki lebar 3,6 meter, bahu luar selebar 3 meter dan bahu dalam selebar 1,5 meter, serta lebar median 4 meter. Jika tidak ada aral-melintang konstruksi nya akan dilakukan tahun ini dan bisa beroperasi 3 tahun setelahnya atau tahun 2025.

Gubernur Ansar sangat optimis jembatan Batam-Bintan ini akan menjadi solusi tepat dalam upaya mempercepat pemerataan pembangunan dan perekonomian di Provinsi Kepri. Karena dengan adanya jembatan ini akan lebih mempercepat lalu lintas dan melancarkan kendaraan dan orang. Sehingga hal tersebut akan berdampak pula pada cepatnya alur barang dan uang yang muaranya akan terwujud pemerataan perekonomian serta kesejahteraan yang adil dan pendidikan yang setara.

"Jembatan ini telah menjadi mimpi kita Bersama. Oleh karena itu, mari kita wujudkan bersama-sama. Impian yang besar tentu perlu modal besar. Mari kita beli mimpi yang visioner ini, lalu kita persembahkan untuk Indonesia," tutupnya.

Editor: Yudha