Ikan di Keramba Mati Akibat Limbah Minyak Kapal Tanker ARK Prestige, Warga Tuntut Ganti Rugi
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 01-02-2021 | 09:40 WIB
tanker1.jpg
kapal tanker MV ARK Prestige. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tumpahan minyak dari kapal tanker MT ARK Prestige yang telah mencemari perairan Pulau Labu, mengakibatkan banyak ikan di keramba milik warga yang mati.

Hal itu membuat masyarat, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan meradang dan menuntut ganti rugi. "Kita belum hitung berapa ikan milik warga yang mati. Yang jelas sampai hari ini ratusan ekor ikan sudah mati," Rudi, Ketua RT 06 RW 03 Pulau Labu, Minggu (31/1/2020) kemarin.

Dia juga meyakini masih banyak lagi ikan di keramba mereka yang akan mati akibat limbah minyak tersebut. Warga sudah melakukan gotong royong membersihkan tumpukan minyak, tetap saja limbahnya datang lagi.

"Tidak hanya hasil tangkapan yang mati, tapi bibit ikan yang kita beli dan pelihara juga mati. Satu keramba ikan bisa rugi jutaan rupiah. Karena satu keramba ikan bisa memelihara ratusan ekor, itu belum dihitung dengan udang, ikan dingkis yang kita mau jual," ujarnya.

Tidak sampai di situ, akibat limbah minyak, sebanyak 77 kepala keluarga (KK) dengan ratusan jiwa warga Pulau Labu akhirnya tak bisa bernelayan untuk mencari ikan seperti biasanya. Pasalnya, perairan laut Pulau Labu tersebut masih ada limbah tersebut.

"Untuk saat ini, kami belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Karna kami masih fokus membersihkan limbah minyak tanker tersebut," katanya.

Dia mengaku, hari ini, Senin (1/2/2021), dijadwalkan anggota DPRD Kota Batam dan aparat kepolisian Polda Kepri akan turun untuk melihat secara langsung limbah minyak dari kapal tenker tersebut.

"Kami sudah melaporkan hal ini ke Polda Kepri maupun Komisi III DPRD kota Batam dan mereka besok (hari ini-red) akan turun langsung ke lokasi melihat kejadian yang sebenarnya," tegasnya.

Diketahui saat ini kapal tenker MT ARK Prestige sudah menyandar di galangan kapal PT Marcopolo, Kelurahan Seipelenggut, Kecamatan Sagulung dalam melakukan perbaikan.

Editor: Yudha