Angkot Bimbar Ciptakan Stigma Tersendiri di Mata Masyarakat Batam
Oleh : Hendra Mahyudi
Jumat | 18-01-2019 | 17:53 WIB
bimbar1.jpg
Angkutan umum Bimbar. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kebiasaan buruk angkutan umum Bimbar, khususnya jurusan Dapur 12, yang beroperasi tidak beraturan dan kerap ugal-ugalan menjadi stigma tersendiri bagi keberadaannya di mata masyarakat.

Bagi sebagian kalangan masyarakat, apalagi saat membahas salah satu angkutan umum Bimbar, stigma buruk seolah sudah melekat dan akan langsung timbul ke permukaan. Seolah-olah sudut pandang ini telah melekat hampir di kebanyakan warga Batam.

Tentu saja persepsi ini muncul bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan masyarakat telah mulai jengah akan keberadaan angkutan umum yang notabenenya banyak menimbulkan keresahan mulai dari segi keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

Pantauan pewarta BATAMTODAY.COM di jalan R Soeprapto, Sagulung, dan beberapa tempat lainnya sepanjang jalan dari Mukakuning ke Batuaji Jumat (18/01/2019) siang ini. Beberapa angkutan umum tersebut kerap terlihat ugal-ugalan demi mendapatkan penumpang atau alasan lainnya demi setoran.

Selain itu, bentuk fisiknya yang memprihatinkan, keadaan mesin kendaraan yang juga sering mengalami kerusakan sehingga terkadang bisa menimbulkan macet di jalanan juga menjadi keluhan masyarakat.

Selain itu beberapa supir angkot juga asal berhenti alias ngetem mendadak di jalan yang terkadang menciptakan kesembrautan bahkan kecelakaan.

"Banyak sopir angkot yang kerap melanggar rambu lalu lintas seperti menerobos lampu merah, berhenti tak sesuai rambu dan masih banyak lagi," ujar Hutria Permatasari salah seorang mahasiswi kampus negeri di Batam asal Batuaji yang dulu sahabatnya pernah kecelakaan akibit angkot Dapur 12 ngerem mendadak di sekitaran Tanjakan Daeng Tembesi, Batuaji, Jumat (18/01/2019)..

Sementara Hamdan, seorang pengguna setia angkutan umum, mengatakan bahwa faktor kenyaman dan keselamatan sudah seharusnya menjadi perhatian utama pihak penyedia angkutan, sebab kondisi beberapa angkot di Batam ada yang sudah tidak layak lagi beroperasi.

Kendati begitu, dikarenakan terpaksa dan keterbasan waktu menunggu akses bus trans Batam yang tidak sampai hingga ke beberapa titik kawasan terpencil, mau tidak mau Hamdan lebih memilih naik angkutan umum Dapur 12 tersebut.

"Karena buru-buru, mau gak mau saya tetap naik angkutan umum, meskipun kondisinya kurang nyaman," ucapnya

Hamdan pun berharap pemerintah terkait lebih tegas dan selalu melakukan pengawasan terhadap angkutan umum yang diamlnggap liar tersebut.

Sementara itu, Kabid Lalin Dishub Batam, Edward Purba saat dikonfirmasi oleh seorang wartawan yang mewakili wartawan lainnya mengatakan saat ini Dishub Kota Batam sudah mempersiapkan dari segi koordinasi dan administrasi dengan pihak Satlantas untuk pelaksanaannya. Tidak hanya itu pemetaan titik yang diangggap menjadi daerah rawan pelanggaran lalu lintas juga akan mulai diperhatikan.

"Razia ini akan kita lakukan perlahan. Mungkin akan kita mulai dari pusat kota," katanya.

Penertiban dan pengawasan ini untuk memberikan rasa keadilan kepada sesama angkutan umum, dan juga keamanan dan kenyaman masyarakat.

"Akan segera rutin kita gelar razia, juga sudah berkoodinasi dengan Satlantas dan pihak lainnya. Harapannya para supir angkutan untuk melakukan uji kir, dan kelengkapan kelayakan lain" ujarnya saat dikonfirmasi pewarta.

Editor: Yudha