Bisa Menimbulkan Kerugian Besar

Ada Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un, ASITA Kepri Berharap Sentosa Island Tetap Buka
Oleh : Nando Sirait
Jum\'at | 08-06-2018 | 16:40 WIB
asita-kepri111.jpg
ASITA Kepri Gelar 2nd ASITA Travel Fair 2018. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Adanya pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un membuat pelaku usaha tour and travel di Kepri gelisah. Pasalnya pertemuan atau Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) akan dilakukan di objek wisata terkenal di Singapura yaitu Sentosa Island.

Sekjen DPD Asociation of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Kepulauan Riau, Febriansyah mengaku saat ini memang belum mendapatkan kepastian lokasi pertemuan KTT tersebut. Namun, apabila hal ini terealisasi maka akan menimbulkan kerugian besar bagi para pelaku usaha tour and travel yang ada di Kepri.

"Kalau memang ditutup rugi besarlah para pelaku usaha tour and travel. Karena bertepatan dengan arus libur lebaran, sudah banyak paket berlibur kesana yang terjual. Saya saja dari tanggal 14-21 Juni juga sudah memiliki tamu yang akan berlibur ke sana. Kalau bisa jangan sampai ditutuplah," jelasnya.

Menurutnya, adanya pertemuan antara kedua kepala negara ini sendiri sudah menjadi pembahasan antara para anggota DPD Asita Kepri. Bahkan, pihaknya saat ini rutin menjalin komunikasi dengan agent wisata yang berada di Singapura, guna memastikan tanggal dan lokasi pertemuan KTT.

Walau begitu, Febri juga mengakui hingga saat ini seluruh agenda tour and travel di lokasi wisata Singapura masih sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dimana hingga saat ini, pihak otoritas Singapura sendiri belum ada mengeluarkan pernyataan apapun terkait agenda pariwisata di Negara mereka.

"Komunikasi antara kami dan agent wisata di Singapura intinya kami membahas dan menanyakan informasi terkait isu yang sudah menyebar saat ini. Hal ini harus kami lakukan, karena ini kaitannya dengan biaya yang sudah dibayarkan. Pihak tujuan wisata di Singapura sana juga pastinya gak mau rugi, karena pasti semua costumer kami akan meminta ganti rugi," ujarnya.

Febri menggambarkan, apabila pihak Otoritas Singapura terpaksa mengambil keputusan untuk menutup lokasi wisata Sentosa Island. Maka hal ini tidak hanya berdampak langsung terhadap tour and travel yang ada di Indonesia.

"Sebelum kami menjual paket seperti ini, tentunya kami telah melakuman order terlebih dahulu seperti Bus, Restorant, Hotel, dan tujuan Wisatanya. Jadi bukan hanya kami yang tentunya merugi, bahkan pihak Singapura sendirinya juga akan mengalami kerugian yang sangat besar," lanjutnya.

Editor: Yudha