Harga Sembako di Anambas Dapat Diturunkan Bila Perusda Dikelola dengan Baik
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 24-11-2016 | 14:02 WIB
Usman-Plt-Kadisperindagkop-Anambas.gif

Usman, Plt Kadisperindagkop Kabupaten Kepulauan Anambas (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Tol Laut sudah 14 kali beroperasi ke Anambas kurun waktu Februari hingga November‎, namun penurunan harga bahan pokok belum dirasakan oleh masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Kepulauan Anambas, Usman mengakui, penurunan harga bahan pokok yang diangkut oleh Tol Laut benar-benar belum terasa. Namun, ketersedian barang cukup dirasakan.

"Yang disubsidi oleh Pemerintah kan hanya biaya angkut, bukan harga bahan pokok. Kalau harga bahan pokok disubsidi boleh masyarakat selalu mengeluhkan kepada kami, kalau harga barang di Anambas tidak turun-turun. Tetapi kehadiran Tol Laut ke Anambas kan udah sangat bermanfaat walaupun harga belum ada penurunan," ujarnya, Kamis (24/11/2016).

Dia menguraikan, biaya angkut Tol Laut perton Rp273.000 sedangkan biaya angkut menggunakan kapal lain Rp500.000 perton.

"Perbandingan biaya angkut hanya berbeda tipis, kalau dihitung biaya angkut per Kilogram hanya berkisar Rp227. Tentu penurunan harga tidak dirasakan oleh masyarakat, karena pedagang juga menjual per Kilogram," urainya.

Dia optimis, bila ada intervensi pemerintah dalam penentuan harga, ‎maka penurunan harga dapat dilakukan. Namun, saat ini belum ada regulasi untuk menentukan harga.

"Ya, tidak mungkinlah kami tegur pedagang kalau jual bahan pokok mahal, kami bisa digampar pedagang itu. Setiap kami turun ke pasar, alasan pedagang menjual bahan pokok mahal, karena modalnya juga besar," terangnya.

Saat ini, lanjut Usman, pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan Subkon Pelindo untuk memasok bahan pokok di Anambas melalui Tol Laut. Intervensi di pasar juga dapat dilakukan bila Perusahaan Daerah(Perusda) dimanfaatkan, demi menyalurkan bahan pokok ke masyarakat.

"Kami sudah rapat dengan Subkon Pelindo untuk memasok bahan pokok di Anambas. Di Natuna sudah berjalan, dan sangat bermanfaat dengan masyarakat. Menunggu Perusda aktif kembali, untuk sementara ini kami akan melibatkan koperasi untuk mengelola bahan pokok, karena Subkon Pelindo meminta satu pintu‎, mereka gak mau ribet-ribet. Enaknya lagi, mereka mau bahan pokok itu dibayar setelah laku," tegasnya.

Perlu diketahui, jelas Usman, hukum pasar sangat sensitif terjadi di Anambas mengingat rentang kendali. Pasalnya, bila ketersedian barang melonjak, maka harga akan bersaing, namun bila barang langka maka harga bisa tinggi.

Dia juga menyayangkan image masyarakat tidak berubah. Pasalnya, ketika harga suatu barang turun, para pedagang tidak mau menurunkan harga.

"Alhamdulliah, saat ini kapal pengangkut bahan pokok lancar. Ketika pasokan bahan pokok melonjak, harga pasti bersaing, tentu harga bisa turun, demikian juga sebaliknya. Kami juga berharap, image masyarakat bisa diubah, ketika harga bahan pokok sudah turun, maka harga makanan di warung dapat diturunkan," tegasnya.

Editor: Udin