Begini Kronologi Laka Laut Puskel Siantan Timur Anambas
Oleh : Alfredy Silalahi
Senin | 15-10-2018 | 15:28 WIB
puskel-siantan1.jpg
Speedboat Puskel Siantan Timur yang sudah berhasil dievakuasi. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kepolisian Sektor (Polsek) Siantan ungkap kronologis laka laut Puskel Siantan Timur, yang menyebabkan 5 penumpang meninggal dunia.

Dari hasil interogasi polisi terhadap kapten Puskel (Ibrahim), kecelakaan disebabkan oleh sampah yang nyangkut pada baling-baling speedboat Puskel Siantan Timur ketika bertolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Kamis (11/10/2018) lalu.

Berdasarkan penuturan Ibrahim, kapal bertolak dari pelabuhan Sri Siantan Tarempa sekitar pukul 18.30 Wib dengan membawa sebanyak 10 penumpang yang terdiri dari 7 penumpang dewasa dan 3 anak-anak.

"Di tengah perjalanan atau sekitar 30 menit berlayar menuju Desa Nyamuk, tiba-tiba speed menabrak sampah kayu yang mengapung di sekitar perairan Aetang, Desa Air Putih," ujar AKP Jefri Syam, Kapolsek Siantan, Senin (15/10/2018).

Jefri menambahkan, Ibrahim pun langsung mematikan mesin dengan niat untuk mengeluarkan sampah yang nyangkut pada baling-baling speedboat tersebut.

Saat speed berhenti, Eko Suroto (salah satu penumpang) yang awalnya duduk di sebalah kanan spontan pindah ke sebelah kiri karena terkejut. Tiba-tiba, bias gelombang dari speed menghantam bagian belakang sehingga air masuk ke dalam dan membuat speed oleng dan terbalik ke kiri," tambahnya seraya menyampaikan Ibrahim telah 8 tahun dipercaya mengemudikan speedboat Puskel tersebut dengan didukung oleh SK Bupati.

Jefri menguraikan, Ibrahim juga mencoba mengevakuasi para penumpang agar bisa bertahan pada lambung kapal yang sudah terbalik. Namun, upaya tersebut tidak maksimal. Bahkan, para penumpang juga sempat teriak minta tolong.

"Di sekitar lokasi ada kapal nelayan yang lagi mancing. Mereka sempat teriak minta tolong. Tapi karena terlalu jauh, mereka tidak mendengar. Ibrahim pun memutuskan berenang ke bibir pantai terdekat untuk mencari bantuan. Ternyata setelah berhasil ke bibir pantai, Ibrahim habis tenaga hingga pingsan. Pagi harinya, Ia ditemukan masyarakat sekitar. Kemudian masyarakat sekitar memberi kabar ke Desa Nyamuk," urainya.

Dia menyinggung, salah satu penumpang bernama Kartini (52) juga nekat mencari bantuan dengan cara berenang ke bibir pantai. Dalam keadaan gelap gulita, ternyata Kartini lebih dulu sampai ke bibir pantai dan mendapat bantuan dari warga.

"Sekitar pukul 21.00 Wib, Ibu Kartini tiba di darat dan meminta masyarakat sekitar untuk menginformasikan laka laut tersebut kepada masyarakat Desa Nyamuk, dan dari sana baru kita terima informasi. Maka kita bergerak melakukan pencarian korban, dan masyarakat juga sudah ramai di lokasi untuk membantu pencarian," jelasnya.

Seperti diketahui, dalam peristiwa naas tersebut, terdapat 10 penumpang dan 1 orang juru mudi. Dari 11 orang tersebut, terdapat 5 orang meninggal dunia dan 6 orang selamat.

Editor: Yudha