Nakhoda Pompong Naas Itu Tak Kuasa Selamatkan Penumpangnya dari Hantaman Ombak
Oleh : Habibi
Rabu | 31-08-2016 | 09:50 WIB
Said-tekong-pompong-maut.gif

Said Amirullah, tekong pompong naas, saat ditemui di Mapolres Tanjungpinang. 

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tekong pompong naas, yang tenggelam di perairan Penyengat hingga menewaskan 15 dari 16 penumpangnya, Said Amirullah, mengatakan sudah berkerja dengan semaksimal mungkin untuk menahkodai kapal tersebut.

Namun, upaya Said Amirullah untuk menyelamatkan penumpangnya dari terpaan ombak dan angin kencang pada Minggu (21/8/2016), sekitar pukul 09.10 Wib, itu tidak berhasil.

"Pada waktu itu saya ingin memutar balik pompong saya, tapi tidak bisa dikarenakan kondisi saat itu sudah gelap gulita dan saya tidak dapat melihat lagi," ujar Said saat ditemui di Mapolres Tanjungpinang, Selasa (30/8/2016).

Said menjelaskan, saat pompong yang dinakhodainya itu bergerak dari pelabuhan kuning Tanjungpinang menuju Pulau Penyengat, dengan membawa penumpang sebanyak 16 orang, kondisi cuaca memang gelap. Tetapi laut tenang, tidak ada angin dan gelombang.

"Melihat kondisi itu saya tetap berlayar ke Penyengat karena angin dan gelombang tidak bergelora, tetapi kondisi gelap," kata Said dengan kondisi yang masih terlihat lemas.

Dia menuturkan, ketika sudah sampai di tengah laut, angin tiba-tiba datang dari sebelah barat dan mengguncang pompong yang dinahkodainya. Sesaat kemudian, angkin kian kencang dan gelombang tinggi menghantam pompong. Langit pun mulai gelap, dan dalam sekejap hujan turun.

"Lima belas menit bertolak dari pelabuhan kuning Tanjungpinang, baru mulai gelap dan laut mulai bergelora. Saya sempat panik tetapi terus berusaha untuk mengendalikan pompong," tuturnya.

Pada saat kondisi seperti itu, kata Said, pompong pun berputar-putar di tengah laut. Dia pun tak kuasa lagi mengendalikan pompong ketika dihantam gelombang dan angin kencang. Air laut pun masuk dari bagian belakang.

"Seketika itulah pompong kami mulai tenggelam, dan tidak tau lagi hingga betul-betul tenggelam," ujarnya mengenang kejadian naas itu.

Satu-satunya penumpang pompong naas itu yang selamat adalah Resti Rinda Sari. Resti yang ditemui di RSUD Tanjungpinang, Minggu (21/8/2016), menuturkan, sebelum tenggelam pompong yang mereka tumpangi dihantam ombak dan angin kencang. Pompong sempat berlayar 10 menit menuju Pulau Penyengat dari Tanjungpinang.

"Saat mau berangkat angin belum terasa kencang, dan hujan belum turun. Tapi setelah 10 menit meninggalkan pelantar Tanjungpinang, mesin tiba-tiba mati dan air mulai masuk ke dalam pompong," ujar penumpang asal Batuaji, Kota Batam ini.

Tak lama setelah itu air masuk, secara tiba-tiba angin kencang dan gelombang tinggi langsung menghantam pompong. Seluruh penumpang didalam pompong terguling ke laut.

"Sebagian ada yang langsung terlempar, sementara sebagian lainya masih di dalam tenda pompong," ujar Resti.

Editor: Dardani