KCW Desak Disdik Kepri Pantau Siswa Titipan
Oleh : Habibi Khasim
Sabtu | 28-05-2016 | 11:19 WIB
anaksekolahbyantara.jpg

Anak-anak sedang berangkat sekolah. (Foto: Antara)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dewan Pembina Kepri Corruption Watch (KCW) Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Hamid mendesak Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Huzaifa Dadang Abdul Gani, agar terus memantau praktik titip menetip siswa pada penerimaan siswa baru. Khusunya, titipan para pejabat daerah dan anggota DPRD Tanjungpinang yang bukan rahasia umum lagi, sering terjadi pada saat penerimaan siswa baru.

 

"Kita sangat mengapresiasi kejujuran Pak Dadang yang telah mengakui bahwa penerimaan siswa baru di tahun 2015 merumitkan orang tua dan siswa dalam mendaftarkan anak, dan kita harapkan tahun ini titipan-titipan itu tolong dipantau," ujar Hamid saat ditemui di kantornya Jalan Wiratno, Tanjungpinang, Sabtu (28/5/2016).

Hamid mengatakan, titipan-titipan yang dilakukan oleh para pejabat di lingkungan pemerintahan sangat dimungkinkan terjadi dan sangat rawan sebenarnya jika penerimaannya dilakukan di sekolah, karena kebanyakan pihak sekolah tidak bisa menolak. Sementara, dengan adanya titipan ini dikhawatirkan nantinya anak-anak lain tidak mendapatkan kursi yang merupakan hak mereka.

"Sepengetahuan saya, yang dititip ini biasanya nilainya jeblok atau nilai rata-ratanya standar, kasian kan anak-anak pintar tersingkir, meskipun ada kuota 20 persen, alangkah baiknya benar-benar diisi oleh siswa yang benar-benar tidak mampu dan siswa berprestasi," tutur Hamid.

Terkait penerimaan siswa baru, Kadiadik Tanjungpinang, Dadang mengatakan akan dimulai pada 13 Juni mendatang. Penerimaan siswa baru akan dilakukan serentak dari jenjang SD, SMP dan SMA/SMK. Penerimaan siswa baru akan dilakukan di sekolah masing-masing, namun tetap dengan sistem rayon.

Terkait hal ini, Hamid mengatakan, KCW juga akan turut memantau agar tidak terjadi nepotisme dalam penerimaan siswa baru. "Kita akan terus memantau, karena biasanya penerimaan siswa baru ini jadi ajang penjaringan rupiah oleh pihak sekolah," tegasnya.

Editor: Dardani