Pesan Pendeta Lusiana, Rayakan Natal dengan Kesederhanaan, Bukan Kemewahan
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 25-12-2015 | 17:42 WIB
IMG_20151225_095055_edit.jpg
Dalam khotbahnya, Pendeta Lusiana Rambe STh berpesan agar Natal tahun ini, dilaksanakan dengan sederhana, rendah hati dan jadi pujian bagi Allah atas apa yang dimiliki. (Foto : Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Perayaan Misa Natal hari kelarihan Yesus Kristus di sejumlah gereja di Kota Tanjungpinang, berlangsung hikmat. Ribuan umat kristiani memadati sejumlah gereja untuk melaksanakan Misa Natal 25 Desember 2015 ini.

Pemandangan itu terlihat di Gereja Khatolik Batu Kucing, Gereja HKBP Kampung Baru, Greja GPDI Jalan Pancur, Greja HKBP Bintan Center Tanjungpinang serta Greja GPDI di Jalan Teuku Umar kasawan Pasar Tanjungpinang.

Di sejumlah gereja ini, pelaksanaan ‎Misa Natal mulai dilaksanakan sejak pukul 09.00 Wib, yang dipimpin oleh masing-masing pendeta. Selain itu, pelaksanaan pengamanan juga terlihat dilakukan TNI-Polri yang dibantu Dinas Perhubungan dan aparat lainya.

Di Gereja HKBP Bintan Center Tanjungpinang, misalnya, pelaksanaan Misa Natal diawali dengan penyalaan dan pembawaan lilin oleh pendeta, pengurus gereja serta perwakilan jemaat ke altar depan gereja. Selanjutnya, pendeta dan pengurus gereja mengucapkan, selamat hari Natal kepada seluruh jemaat yang hadir saat itu.

Dalam khotbahnya, Pendeta Lusiana Rambe STh ‎mengambil nats khotbah dari Injil Lukas, yang merupakan kisah kelahiran Yesus Kristus, yang diawali dari perintah Kaisar Agustus, agar seluruh bangsa melakukan sensus penduduk di daerah asalnya masing-masing. Demikian juga Yusuf dan Maria, yang pulang ke Betlehem dalam kondisi mengandung dan pada akhirnya melahirkan Sang Jurus Selamat di kandang domba.

"‎Natal merupakan perayaan tahunan bagi umat Kristin. Tetapi hendaknya dapat dirayakan dengan kegembiraan dan sukacita dalam.kesederhanaan dan bukan dengan kemegahan dan kemewahan atau pesta besar," ujarnya.

Melalui Misa Natal ini kata Pendeta lagi, hendaknya menjadi renungkan bagi semua jemaat tentang makna Natal bagi diri pribadi, saudara, teman dan kerabat lainya. Dan dengan kesederhanaan Yesus Kristus itu juga, hendaknya menjadi cerminan bagi semua umat.

Yesus Kristus yang lahir di kandang domba, memberi makna tauladan bagai semua. Demikian juga ‎keberadaan Betlehem sebagai tempat lahir Tuhan Yesus. Meskipun orang disana, tidak tahu dan tidak mendapat berita tentang kelahiran juru selamat itu.

"Sebagai umat Kristen yang merayakan dan memiliki Natal, hendaknya juga dapat mengintrospeksi diri kita sendiri, apakah Kasih Tuhan sudah hidup didalam diri kita, yang kita tunjukkan pada keluarga, sesama warga dan ciptaan lainnya. Atau justru kita tidak dapat keberkatan dari perayaan Natal ini," ujarnya.

Semua manusia, tambah Pendeta lagi, membutuhkan materi, kekuasaan, dan jabatan. Tetapi hendaknya atas semua yang dimiliki, tetap dibarengi dengan kasih Allah yang berkuasa.

Dalam nats Lukas itu juga dijelaskan, berita suka cita atas kelahiran juru selamat itu, justru diketahui oleh para gembala, yang saat itu statusnya merupakan orang paling rendah dan tidak diperhitungkan. Maknanya, kelahiran dan kedatangan Yesus Kristus adalah kepada orang-orang berkasta rendah dan hina serta tidak diperhitungkan sama sekali.

"Oleh sebeb itu, hendaklah setiap orang ‎rendah hati, karena Tuhan akan datang memperhitungkan orang yang rendah hati,"ujarnya

Dalam nats Lukas itu juga dikatakan, "Janganlah takut, karena Tuhan datang dan memberikan pengharapan kepada orang yang percaya kepadanya. Langit dan Bumi akan dapat berlalu, tetapi firman Tuhan tidak akan pernah berlalu."


Melalui Natal tahun ini, Pendeta Lusiana berharap agar dilaksanakan dengan sederhana, rendah hati dan jadi pujian bagi Allah atas apa yang dimiliki.

Editor: Udin