Ambil Nomor Antrian, Para Pedagang Beramai ke Pasar Baru Km7 Tanjungpinang
Oleh : Devi Handiani
Sabtu | 17-09-2022 | 08:36 WIB
A-ANTRI-AMBIL-NOMOR.jpg
Para pedagang sedang mangantre untuk mengambil nomor undian lapak di Pasar Baru Km 7 Tanjungpinang. (Foto: Devi/BTD)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sejumlah pedagang berbondong-bondong mengambil nomor undian lapak bagi pedagang yang direlokasi di Pasar Baru Km 7 belakang Kantor Disdukcapil Kota Tanjungpinang, Jumat (16/09/2022) siang.

Pengambilan nomor undian ini dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tanjungpinang dibantu Satpol PP agar tertib dan lancar. Nantinya bagi yang telah menerima undian maka pedagang bisa langsung menyesuaikan tempat yang tersedia.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tanjungpinang, Riany mengatakan, Pemerintah Kota Tanjungpinang melaksanakan pembangunan yang anggarannya dari DAK (Dana Alokasi Khusus) yang dilakukan oleh Koordinator dari PUPR.

Terkait dengan pedagang, Riany menyebutkan, koordinasi dengan pihak BUMD karena pengelolaan pasar itu masih di bawah BUMD. Pedagang ini akan direlokasi sehubungan dengan akan dilakukan pembongkaran tempat jualan mereka yakni pasar baru 1, pasar baru 2 blok A, B, C dan Blok D dan yang di pindahkan juga pedagang kaki lima.

"Jadi semua pedagang yang berjualan. Dalam hal ini pedagang yang berjualan itu diakomodir dan kemudian dilakukan pendataan mereka kita pindahkan ke Km 7. Karena Km 7 ini merupakan lahan Pemerintah selain itu ada juga di Bintan Center," ujarnya.

Untuk di Km 7, masih kata Riany, terdapat dua tempat di mana setiap per komoditi seperti sayur, bumbu, bunga, serta aksesoris lainnya di meja, sedangkan yang sifatnya basah yakni ikan, daging, di pindahkan ke kios.

"Kita tidak bisa memenuhi keinginan mereka semua untuk bergabung di sini karena lokasi kios kita terbatas sehingga kita masih punya kios yang dikelola oleh BUMD di Bintan Center sekitar 39 kios," terang Riany.

Jumlah lapak yang ada di Km 7 dan di Bintan Center sekitar 551 lapak, sehingga masing-masing pedagang mendapatkan satu meja begitu juga para PKL mendapatkan hak yang sama.

Di sisi lain, salah seorang pedagang santan Rida Sabrina mengeluh dengan yang didapatkan karena menurutnya tidak sesuai dengan penjualannya.

"Bukannya kita tidak mensyukuri apa yang diberikan oleh pemerintah tapi sesuaikan dengan kapasitas kita, masa kami menjual santan di kasih meja sayur sementara mesin kami dua mesin parut dan mesin peras santan. Masak kami harus parut santan dari rumah dan perasnya di sini siapa yang mau beli kalau seperti itu," jelas Rida dengan nada kesal.

Ia berharap agar mendapatkan kios supaya bisa meletakkan mesin parut dan peras santan karena tidak memungkinkan harus bongkar pasang dan bolak-balik membawa mesin tersebut.

"Solusi dari Disdagin sendiri katanya nanti akan dirundingkan dulu dengan BUMD, sebab santan itu harus pakai rekening listrik sendiri paling tidak 4000 Watt. Kami mau pindah ke sini tapi harus sesuai dengan kapasitas kami juga," pungkasnya

Editor: Dardani