Rencana Pembangunan Jembatan Babin Masuk RPJMN 2020-2024
Oleh : Ismail
Kamis | 04-07-2019 | 10:28 WIB
babin-20-24.jpg
DED Jembatan Babin.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Mega proyek pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) telah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunam Jangka Menengah Negara Republik Indonesia (RPJMN-RI) tahun 2020-2024.

Proyek strategis tersebut masuk dalam dokumen lampiran Matrik Major Project RPJMN 2020-2024 pada tabel prioritas nasional dengan tajuk mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Pada kolom tersebut Jembatan Babin diterangkan sebagai integrasi pembangunan wilayah Batam-Bintan dengan durasi pembangunan selama 5 tahun (2020-2024).

Menanggapi hal itu, Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengaku senang mendengar kabar tersebut. Betapa tidak, proyek yang sudah diperjuangkan sejak zaman Gubernur Ismeth Abdullah akhirnya masuk dalam RPJMN.

"Alhamdulillah, kalau perjuangan kita selama ini sudah diperhatikan Pemerintah Pusat," ujarnya, Rabu (3/7/2019).

Selain Jembatan Babin, ada empat proyek strategis Provinsi Kepri lainnya yang juga masuk didalam RPJMN. Di antaranya, pembangunan Kawasan Industri Bintan Aerospace (Bandara Busung), peningkatan kawasan pariwisata terpadu Batam-Bintan, Peningkatan kawasan KEK Galang Batang, dan sekaligus menjadikan kawasan Kota Batam dan Kabupaten Bintan sebagai persiapan Major project Wilayah Sumatera sebagai kawasan strategis nasional.

"Ini tentunya sangat bagus. Apalagi, bukan satu tetapi ada lima yang masuk RPJMN," tambahnya lagi.

Ia menambahkan, Provinsi Kepri memiliki banyak potenasi yang bagus. Maka dari itu, jika potensi ini dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang besar bagi daerah.

Untuk itu, untuk mendorong pembangunan proyek strategis tersebut, pihaknya akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengawal sejumlah proyek strategis itu diwujudkan dalam kurun waktu 4-5 tahun ke depan.

"Kita mengerti tata cara pemerintah. Yang pasti kita bina hubungan yang baik. Kalau ada kesempatan tetap kita dorong lagi melalui jalur diplomasi," ungkap Nurdin.

Sebagaimana diketahui, Pemprov Kepri mengusulkan sejumlah pembangunan infrastruktur strategis kepada Pemerintah Pusat melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Nasional 2019, belum lama ini.

Dalam usulan tersebut, Pemprov Kepri mengajukan nilai anggarannya mencapai lebih dari Rp 20 Triliun.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan (Barenlitbang) Provinsi Kepri, Naharuddin menjelaskan, prioritas usulan Kepri antara lain pebangunan Jembatan Batam-Bintan dan usulan ini sudah masuk dalam program unggulan nasional. Selain itu kita juga mengusulkan pembangunan Bandara di Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai.

Selain itu, Pemprov Kepri juga mengusulkan pembangunan sejumlah ruas jalan nasional yakni di Kota Batam, Bintan dan di Tanjungpinang. "Ada juga kita usulkan pembangunan fly over di Kota Batam dan pembangunan akses pendukung Tol Laut dengan pembangun pelabuhan-pelabuhan disejumlah daerah di Kepri," ungkapnya, Rabu (22/5/2019) lalu.

Untuk di Batam, lanjut Nahar, Pemprov Kepri juga mengusulkan pembangunan pelabuhan barang yang mana akan mengembangkan pelabuhan Batuampar.

Sebab pelabuhan Batu Ampar ini merupakan arahan dari pusat, bahwa daerah perbatasan khsusunya Batam, harus memiliki pelabuhan yang bertaraf internasional, yang tentunya memiliki fasilitas dan pendukung lainnya yang lengkap, sehingga bisa bersaing dengan negara tetangga.

"Pembangunan pelabuhan ini menjadi prioritas dengan akan dibangun pelabuhan internaional dan ini menjadi perhatian pemerintah dan lembaga Kementerian PU," ujarnya.

Ia memaparkan, untuk pembangunan jembatan Babin sendiri ada perubahan Detail Engginering Design (DED) sehingga ada sedikit perubahan dari yang telah direncanakan sebelumnya. Jembatan Babin ini nantinya, bukan hanya akan menjadi alat penghubung antar daerah, namun akan menjadi ikon dan kebanggan Pemprov Kepri.

"Pembangun jembatan Babin ini harus memiliki nilai estetika dan keindahan, bukan sekedar tranportasi orang dan barang semata nantinya," harapnya.

Kementerian PU akan melakukan penghitungan anggaran, dimana pembangunan jembatan Babin diprediski akan menelan anggaran sekitar 5,5 triliun atau bahkan hingga 9 triliun dan itu terganting dengan kontruksi jembatan yang akan dibangun.

Kesiapan pemerintah baik Pemprov Kepri, Pemko Batam dan Kabupaten Bintan sudah siap terkiat lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan kembatan Babin ini. "Bahkan untuk lahan sudah disipkan lima tahun lalu. Jadi untuk masalah lahan tidak ada maslah. Namun memang pbanginan jembatan ini ada pergeseran disekitar pulau Ngenang dan Tanjung Talok terkait kedalama alur. Selain itu dengan perubahan ini akan mempengaruhi titik pancang jembatan," jelasnya.

Editor: Gokli