Kongres X ISOI 2017, Pemprov Minta Masukan Pengelolaan Maritim di Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Jum\'at | 10-11-2017 | 16:50 WIB
Sekda-Kepri-ISOI1.gif
Sekda Kepri TS.Arif Fadillah memberi sambutan dalam Kongres X Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) 2017 di Gedung Daerah, Tanjungpinang. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dengan segala potensi Kelautan yang dimiliki, Pemerintah Provinsi Kepri mengharapakan para sarjana kelautan yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) dapat memberikan masukan kepada pemerintah Provinsi Kepri mengenai peran bidang kelautan dan perikanan dalam pembangunan provinsi Kepri.

"Rekomendasi dari saudara-saudara menyangkut ilmu kelautan sangat kami butuhkan agar dapat mempercepat mewujudkan rencana Pemerintah Provinsi Kepri yang jaya dibidang maritim," ujar Sekda Provinsi Kepri TS. Arif Fadillah Arif saat menghadiri acara Silaturahmi dan Jamuan Makan Malam Bersama Peserta Kongres X Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) 2017 di Gedung Daerah, Tanjungpinang Kamis (9/11/2017).

Dalam kesempatan itu, Sekdaprov kepri ini,juga menjelaskan bahwa Provinsi Kepulauan Riau adalah provinsi yang memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 252.601 km persegi. Dari keseluruhan luas tersebut, sekitar 96 persen merupakan lautan dan hanya sekitar 4 persen daratan.

"Provinsi ke-32 di Indonesia ini benar-benar berada di tengah lautan. Luasnya wilayah luat ini merupakan sebuah tantangan dan potensi yang luar biasa jika dapat dikelola dengan maksimal," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kepri tambah Arif, saat ini sangat konsen membangun kembali kejayaan maritimnya. Potensi kemaritiman yang besar di Kepri jika dikelola dengan baik akan mendatangkan sumber pendapatan baru bagi pemerintah yang dapat digunakan untuk pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

Lebih lanjut Arif mengatakan, sebagai jalur lintas laut tersibuk di dunia, Selat Malaka selama ini hanya dinikmati oleh Singapura dan Malaysia. Padahal, sebelum ke Singapura dan Malaysia kapal-kapal yang berisi kargo dan minyak tersebut melintasi Provinsi Kepri.

Akibatnya, daerah kehilangan pendapatan puluhan triliun setiap tahunnya. Selain selat malaka, daya tarik sektor pariwisata Kepri juga tidak kalah potensialnya dengan daerah dan bahkan luar negeri. Setiap Kabupaten/Kota di Kepri mempunyai daya tarik dan keistimewaan sektor pariwisata alam, khususnya laut dan pantai.

"Natuna yang molek dengan potensi keindahan lautnya atau Kabupaten Lingga dengan pesona alam pegunungannya. Begitu juga dengan Kabupaten Anambas, Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, semua punya kelebihan masing-masing," terang Arif.

Sementara, Ketua Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) DR. Ridwan Djamaluddin dalam sambutannya menjelaskan bahwa Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) merupakan organisasi profesi dan masyarakat ilmiah yang bergerak di bidang oseanologi di Indonesia.

Sejak didirikan pada tahun 1973, ISOI rutin menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan (PIT) yang memaparkan dan membahas hasil penelitian dan kajian ilmiah di bidang kelautan dan perikanan.

"Melalui penelitian, juga memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat di bidang kelautan dan perikanan, membahas pelaksanaan dan implikasi sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah serta membahas kegiatan keorganisasian ISOI," ujarnya.

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XIV dan Kongres X ISOI 2017 akan diselenggarakan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada tanggal 9-10 November 2017 di Hotel CK Tanjungpinang yang dihadiri oleh 241 orang. Adapun kongres ini mengangkat tema 'Peran ISOI dalam Implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) Maritim di Indonesia'.

Ia juga berharap kegiatan ini akan memberikan kontribusi bermanfaat bagi pemerintah khususnya Provinsi Kepulauan Riau.

"Terimakasih atas penyambutan yang ramah, baik dan penuh dengan kekeluargaan. Semoga kongres ini dapat menghasilkan beberapa masukan, saran dan rekomendasi yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi dari kelautan di Provinsi Kepri," ujarnya.

Editor: Yudha