Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemkominfo Gelar Diskusi Publik Berita Hoax
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 28-09-2017 | 08:12 WIB
kemenkominfo1.jpg Honda-Batam
Suasana kegiatan FGD yang digelar Dewan Pers bersama Stisipol Tanjungpinang. (Foto: Saibansah)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kemementerin Komuniksi dan Informatika (Kemkominfo) RI menggelar diskusi publik, menyikapi dengan bijak bermedia sosial di I Hotel, Lubuk Baja, Rabu (27/9/2017).

Dalam diskusi tersebut turut hadir, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Dra Sosarita Niken Widiatuti. Ia mengatakan, membuat berita hoax di media sosial, banyak tujuanya.

"Ada orang tertentu yang membuat keruh situasi dan membuat candaan dalam pemberitaan di media sosial," ujar Sosarita Niken Widiatuti.

Empati masyarakat sangat diperlukan, apabila tidak bisa membantu. Ia mengharapkan jangan membuat kekacauan di tengah masyarakat.

"Berita bohong banyak tujuanya ada kepentingan ekonomi, politik. Kalau tidak bisa membantu, paling tidak jangan membuat situasi semakin mengkeruh," katanya.

Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho, sebagai narasumber dikegiatan ini mengatakan ada banyak cara dalam mengetahui berita tersebut hoax.

Paling mendasar guna mengetahui berita hoax dengan cara melakukan cross-check langsung atau membandingkan berita dengan yang lain. Sehingga masyarakat jangan percaya atau menelan keseluruhan informasi tersebut.

"Masyarakat harus bijak dan arif menyikapi informasi tersebut. Jangan mudah menelan mentah-mentah informasi yang beredar," tegasnya.

Sementara itu narasumber lainya Sekretaris MUI Kepri, Fauzi Mahbub mengatakan berita hoax muncul, lantaran banyak ketidak puas seseorang kepda pimpinanya.

Karena kegagalan pemimpin dalam memberikan kebijakan, akan menimbulkan berita hoax. Namun demikian berita hoax kalau tidak di sikapi dengan baik, makan perpecahan akan terjadi.

"Kegagalan pemimpin dalam memberikan kebijakan, sehingga berita hoax itu muncul. Jadi harus disikap dengan baik, kalau tidak hancur kita," pungkasnya.

Editor: Dardani