Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gas Elpiji 3 Kg Hanya Mampir Sekejap Langsung Ludes, Ini Alasannya
Oleh : Syajarul Rusydy
Selasa | 05-09-2017 | 18:14 WIB
gas-elpiji.gif Honda-Batam
Armada Gas LPG saat melintasi di wilayah Kecamatan Bintan Timur (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Gas elpiji 3 kg baru saja diantar oleh armada angkut elpiji dari SPBE, yang mendistribusikan ribuan tabung, ke semua pangkalan sejak Senin (4/9/2017) sampai malam, langsung ludes seketika dibeli warga. Pasalnya sudah 4 hari gas tersebut tidak beredar.

"Gas sudah masuk semalam, cuman langsung ludes, karena sudah sekitar 4 hari kosong," sebut salah seorang pemilik pangkalan gas subsidi 3 Kg di Jalan Pasar Barek Motor Kijang, Selasa (5/9/2017).

Namun, meski gas sempat masuk, pemilik pangakalan lebih memperioritaskan warga disekitaran pagkalannya. Yang sudah menunggu kedatangan gas sejak lama.

"Saya utamakan warga sekitar lah dan ada juga tetangga yang menitipkan tabungnya. Jadi saat gas datang mereka tinggal ambil saja yang sudah berisi," kata dia.

Kepala Diskoperindag Bintan, Dian Nusa melalui PPNS, Setia Kurniawan, mengatakan bahwa kelangkaan elpiji sejak Hari Raya Idul Adha kemarin disebabkan kegiatan distribusi terhenti karena libur. Hari Sabtu memang ada pengiriman, namun Minggunya libur, sehingga tidak ada lagi pengiriman, membuat pasokan berkurang.

"Hari Jumat kan pas lebaran, jadi armada pendistribusian gas LPG libur. Mereka masuk hari Sabtu, namun Minggu kembali libur. Jadi pasokan berkurang," tutur Setia saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (5/9/2017).

Untuk ke depan, Disperindag menyarankan Pertamina buat persiapan dulu sebelum waktu libur atau cuti bersama tiba. Pastikan stok elpiji sudah cukup sebelum libur tiba. Bagaimanapun, pasokan elpiji ke masyarakat tak boleh berkurang, sebab menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedikit saja tersendat, masyarakat bisa panik.

"Orang makan gak bisa ditunda Pak. Sekarang kalau bahan bakar untuk makan ditunda kan kacau balau jadinya," sebut Setia.

Editor: Udin