Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Laka Kerja, Karyawan PT STU Terancam Buta
Oleh : Ardi/Juhari/Dodo
Rabu | 16-11-2011 | 08:19 WIB
gbr_peleburan_timah.jpg Honda-Batam

Proses Peleburan Timah (ilustrasi)

LINGGA, batamtoday – Sebuah kecelakaan kerja (laka kerja) terjadi akibat kelalaian tidak menggunakan pelindung, seorang pekerja di peleburan timah PT Singkep Timas Utama, Taman (32) terancam mengalami kebutaan setelah serpihan timah masuk ke dalam kornea matanya, pada Selasa (15/11/2011). 

Taman sempat dibawa ke RSUD Dabo, namun setelah memeriksa dan melakukan pertolongan awal, pihak rumah sakir tidak berani melakukan tindakan karena serpihan timahnya sudah masuk dalam kornea mata sementara peralatan medis dan dokter spesialis mata hanya ada di Rumah Sakit Lapangan Daik, Lingga.

"Serpihan timahnya sepertinya sudah mengenai kornea matanya, Kami akan merujuk pasien ke Daik karena peralatan dan dokter spesialis mata ada di sana tapi kalau pihak pasien atau perusahaan mau dirujuk langsung ke Tanjungpinang juga boleh,” ungkap dokter Raymon yang berjaga malam tadi.

Tak mau ambil resiko, Yungyung dari pihak manajemen perusahaan yang datang ke RSUD malam itu langsung merujuk karyawannya ke Tanjungpinang karena khawatir melihat kondisi korban.

"Kita minta rujukan ke Pinang saja langsung, karena kalau ke Daik tak jelas juga, nanti dirujuk lagi, mending langsung ke Tanjungpinang saja,” jelasnya.

Dari keterangan Apen, pengawas lapangan menyebutkan saat kejadian anak buahnya memang tidak menggunakan pengaman dan pakaian pelindung sama sekali dan tidak menduga kalau akan terjadi kecelakaan ini.

Sementara sebut Apen lagi, pihak STU sudah menyediakan safety dan perlengkapan kerja meskipun terbatas. Namun pekerja sendiri yang tidak disiplin dan tidak mau menggunakan pelindung seperti helm, kacamata, sepatu bot dan pakaian kerja sehingga jadi masalah dan dan resiko kecelakaan kerja.

Keterangan berbeda diterima dari seorang karyawan yang tak mau disebutkan namanya menyampaikan bahwa selama bekerja mereka tidak pernah dibekali pelindung dan alat pengaman dari perusahaan.

"Unit kerja kami ada 20 orang, bekerja shift dan tak ada dibekali pakaian kerja seperti bot dan lainnya, kami tak tahu juga," ujarnya.

Dari pantauan batamtoday, Taman pada saat itu dibawa beberapa orang pekerja lan ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Dabo terlihat hanya menggunakan celana pendek dengan baju kaos yang tak dipakai, kondisinya masih sadar dan masih bisa bicara karena memang hanya matanya yang cidera.