Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Curigai Kematian Moses, Keluarga Buat Laporan Polisi
Oleh : Romi Chandra
Jum\'at | 28-07-2017 | 12:50 WIB
rumah-duka11.gif Honda-Batam
Suasana rumah duka mahasiswa Poltek Batam yang meninggal saat ospek.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kematian Moses Brian Reanaldy Dolok Saribu (18), mahasiswa tingkat I program studi Diploma III Teknik Perawatan Pesawat Udara Politeknik Batam, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggal.

Selain duka mendalam, pihak keluarga ternyata curiga bahwa kematian Moses merupakan hal wajar akibat penyakit yang diderita. Keluarga pun membuat laporan polisi tentang kecurigaan penyebab kematian Moses. "Keluarga korban membuat laporan dan kita akan dalami," ungkap Kasat Reskrim Polresta Barelang, Jumat (28/7/2017).

Dilanjutkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan tentang riwayat penyakit yang bersangkutan. "Kita akan periksa apakah yang bersangkutan memiliki riwayat prnyakit atau tidak. Sebab, hasil visum, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh Moses," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Politeknik Negeri Batam akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya Moses Brian Renaldy Dolok Saribu (18), mahasiswa baru Program Studi Diploma lll Teknik Perawatan Pesawat Udara, Rabu (26/7/2017).

Direkrur Politeknik Negeri Batam, Priyono Eko Sanyoto, mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh almarhum bukan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek), tetapi program pendidikan dasar (Diksar) bela negara, kedisiplinan dan kepemimpinan taruna baru yang bekerjasama dengan Batalyon lnfanteri 10 Marinir/SBY sebagai pelatih.

Diksar bela negara yang diiukti almarhum Moses merupakan pendidikan dasar untuk mahasiswa tingkat I program studi Diploma lll Teknik Perawatan Pesawat Udara.

Sementara Danyon lnfanteri 10 Marinir/SBY, Letnan Kolonel Charles Lumban Gaol, saat mengadakan konferensi pers di Politeknik Batam, Kamis (27/7/2017) sore, mengatakan, pihaknya berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya mahasiswa Politeknik Batam itu.

Charles menegaskan, dalam latihan bela negara tidak ada unsur kekerasan serta paksaan layaknya seorang militer. Pada hari Moses meninggal, kata Charles, ia mengikui latihan setelah beberapa hari sebelumnya tidak ikut karena mengalami cidera kuku kakinya lepas.

"Kemarin yang bersangkutan ikut kegiatan sejak pagi. Namun siangnya, saat berkumpul di balai prajurit, ia melapor tidak enak badan. Setiap latihan kami juga melibatkan dokter, sehingga ia langsung ditangani," ungkapnya.

Begitu dilakukan pengecekan oleh dokter, lanjut Danyon lnfanteri 10 Marinir/SBY, kondisi Moses semakin memburuk dan mengalami penurunan kesadaran dan dibawa ke balai pengobatan di Mako Marinir. Namun kondisinya makin parah sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batuaji Batam.

"Di rumah sakit, Moses langsung ditangani dokter di UGD, dan pada pukul 19.28 WIB dinyatakan meninggal dunia. Malam itu juga, langsung dilakukan visum untuk mengetahui penyebab kematiannya. Di sana juga ada pihak dari Polresta Barelang. Hasilnya, tidak ditemukan adanya kekerasan pada tubuh yang bersangkutan," jelasnya.

Editor: Yudha