Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rapat UMK Diskors Tiga Jam
Oleh : Ocep/Dodo
Senin | 14-11-2011 | 13:48 WIB
tolak_upah_murah.gif Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Rapat pembahasan Upah Minimum Kota (UMK) Batam 2012 untuk sementara mengalami kebuntuan sehingga terpaksa diskors hingga pukul 15.00 WIB.

Setelah melakukan pembahasan alot selama sekitar empat jam, Dewan Pengupahan Kota (DPK) akhirnya bersepakat untuk menyekors perundingan selama tiga jam atau hingga pukul 15.00 WIB.

"Rapat diskors sampai pukul tiga nanti untuk memberikan waktu bagi masing-masing pihak merundingkan secara internal atas kebuntuan yang sementara ini terjadi," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam Rudi Syakiakirti, usai rapat UMK diskors, Senin (14/11/2011).

Dijelaskannya, skorsing rapat tersebut terpaksa dilakukan atas usulan Disnaker setelah perwakilan pekerja dan pengusaha yang duduk di DPK tidak menemukan kata sepakat dalam rapat.

Kedua pihak, katanya, saling berbeda angka terkait pembagian rasio tempat tinggal meski keduanya tidak menyoal rasio itu sendiri, atau masih sepakat di pembagian 1:4 yang artinya satu tempat tinggal dihuni oleh empat pekerja.

"Buntunya masih di angka pengeluaran bukan dipembagian, pihak pekerja dan pengusaha belum punya persepsi sama dalam pengeluaran tempat tinggal atau perumahan pekerja," kata Rudi.

Beberapa saat setelah rapat diskors, sejumlah pekerja wanita memasuki ruangan rapat dan dihadapan perwakilan Pemko Batam, termasuk Rudi, mereka menyampaikan aspirasinya sambil membawa beberapa sayuran yang kemudian diserahkan kepada Rudi.

Menurut mereka, sayur-sayuran itu diserahkan kepada Rudi untuk mengingatkan perwakilan Pemko Batam yang duduk di DPK bahwa kebutuhan hidup di kota ini semakin meningkat sehingga butuh peningkatan jumlah upah minimum.

Melia (25), salah seorang dari mereka yang bekerja di PT Infineon, di dalam ruangan rapat mengungkapkan antara lain bahwa pekerja wanita yang bekerja di Kota Batam sudah semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kami makan daging sampai harus menunggu Hari Raya Kurban pak, tidak sanggup membeli daging karena upah minimum yang rendah," ujarnya.

Dia berharap kepada perwakilan Pemko Batam yang duduk di DPK untuk ikut mendukung keinginan pekerja agar UMK 2012 setidaknya sama dengan angka KHL.

Yoni Mulyo Widodo, Ketua PC FSPMI Batam mengungkapkan meskipun rapat diskors hingga pukul 15.00 WIB, namun ratusan massa pekerja yang datang sejak dimulainya rapat, akan tetap menunggu hingga rapat selesai.

"Kami sudah menduga akan deadlock, karena itu kami sudah meyiapkan logistik untuk kawan-kawan dan kami akan tetap menunggu," katanya.