Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Jenis Vaksinasi yang Relatif Aman untuk Ibu Hamil
Oleh : Redaksi
Rabu | 19-07-2017 | 11:52 WIB
vaksin-01.gif Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Tekanan dalam pekerjaan atau gaya hidup yang salah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit tertentu. Bahkan untuk ibu hamil yang sedang mengandung, juga harus lebih memerhatikan lagi kesehatannya.

Bagi ibu hamil, kesehatan harus lebih dijaga karena menyangkut dua nyawa, yakni ibu dan janin. Jika selama kehamilan terserang infeksi dan ternyata harus diberikan vaksinasi, apa yang harus dilakukan? Amankah ibu hamil mendapatkannya?

Ada beberapa vaksin yang aman diperoleh saat ibu sedang hamil. Dilansir dari Hello Sehat, berikut vaksin yang dimaksud.

Vaksin Hepatitis B

Bagi ibu hamil, virus hepatitis B dapat menyebabkan mual, lelah, radang hati, hingga sakit kuning (di area kulit dan mata). Dianjurkan bagi ibu hamil yang tinggal dekat dengan orang yang menderita penyakit ini ataupun yang bekerja di bidang layanan kesehatan.

Vaksin harus diberikan karena dapat mengakibatkan penyakit serius terkait hati seperti kanker hati maupun gangguan hati lainnya yang kronis dan bahkan kematian. Jika ibu hamil menderita hepatitis B, ada kemungkinan menurunkan pada bayi saat melahirkan.

Vaksin Hepatitis A

Meskipun keamanannya belum dibuktikan untuk ibu hamil, namun vaksin ini dibuat dari virus yang sudah mati sehingga risikonya terbilang rendah. Untuk penggunaannya, ibu hamil sebaiknya dianjurkan berdiskusi dahulu dengan dokter.

Beda dengan hepatitis B, virus yang satu ini tidak akan mempengaruhi bayi namun berisiko bagi sang ibu. Gejalanya bisa dirasakan dari rasa lelah, mual hingga demam berkepanjangan.

Virus dapat menyebar dari air atau makanan yang terkontaminasi. Dalam beberapa kasus meskipun masih langka, virus dapat menyebkan bayi lahir prematur.

Vaksin Pneumokokus

Vaksin ini direkomendasikan bagi ibu hamil yang menderita penyakit kronis seperti diabetes atau ginjal. Vaksin ini juga dapat melindungi dari penumonia. Para peneliti percaya meskipun bayanya pada kandungan belum terbukti, risiko tetap rendah jika digunakan saat kehamilan berlangsung.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Gokli