Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Forppi Minta Hatanto Legowo Mundur dari BP Batam
Oleh : Roni Ginting
Minggu | 09-07-2017 | 09:00 WIB
Marthen-Tandirura.gif Honda-Batam
Ketua DPC FORPPI Kota Batam, Marthen Tandi Rura (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Forum Pengusaha Pribumi (FORPPI) Kota Batam mengapresiasi apa yang pernah disampaikan oleh Kepala Badan Pengusahaan Batam melalui media bahwa dulu di Kementerian Perdagangan, dia tidak dipecat tetapi mengundurkan diri.

Sifat kesatria dan legowo seperti itu sudah sangat teoat kalau diulang Hatanto saat ini, ketika dirinya dinilai gagal memimpin BP Batam yang dahulu bernama Otorita Batam.

Ketua DPC FORPPI Kota Batam, Marthen Tandi Rura, Sabtu (8/7/2017), mengatakan, Hatanto selama kepimpinan di BP Batam tidak memberikan konstribusi yang positif bagi perekonomian di daerah ini.

Marthen menegaskan sarannya ini benar-benar atas pertimbangan kelangsungan ekonomi Batam. Siapapun yang memimpin Batam akan diterima FORPPI yang penting hasilnya nyata bisa mengangkat kembali ekonomi Batam yang lesu.

"Pertumbuhan ekonomi hanya 2,02 persen, padahal Batam mendapat berbagai fasilitas dari pemerintah," terang Martin dalam keterangannya di Batam.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Batam yang merupakan terendah dalam 10 tahun terakhir, tak lepas dari persoalan sulitnya perizinan, birokrasi yang berbelit, sampai tidak jelasnya program Badan Pengusahaan dalam rangka menarik investor.

Selama tahun 2016 sampai tahun 2017, justru banyak perusahaan asing hengkang dari pulau ini. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi provinsi di Sumatera justru tumbuh lebih tinggi dari Batam.

"Batam biasanya lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, sekarang justru berbanding terbalik," keluh Marthen.

Sumatera Selatan saja 5,11 persen, Sumatera Barat yang tidak mendapat fasilitas FTZ masih tumbuh 4,91 persen, Aceh 2,87 persen, Sumut 4,5 persen, Lampung 5,11 persen dan Bengkulu 5,21 persen.

Secara nasional, Ekonomi Indonesia triwulan pertama tahun 2017 tumbuh 5,01 persen. "Jadi tidak ada alasan yang bisa diterima atau penurunan ekonomi Batam," kata Marthen.

Agar ekonomi Batam tidak turun terus dan mengalami stagnasi yang berlarutlarut, sudah saatnya pimpinan BP undur diri biar digantikan oleh orang yang lebih professional.

"Pak Hatanto cs akan lebih terhormat jika mengembalikan mandat sebagai pimpinan BP kepada Kedua Dewan Kawasan," saran Marthen.

Pimpinan BP, menurut Marhen, tidak usah malu, mungkin mereka ahli di bidang pekerjaan sebelumnya, tetapi tidak tepat untuk mengurus BP Batam. "Barangkali ada karir di tempat lain yang lebih cocok," ujarnya.

Mengurus Batam, kata Marthen, butuh kemampuan lebih, karena selain memikirkan bagaimana mendatangkan investor, membuat regulasi dan mengelola operasional, juga harus mampu berkomunikasi dengan Pemko Batam, Pemerintah Provinsi Kepri dan seluruh stakeholder di Batam.

"Batam memiliki dimensi yang berbeda, kepiawaian membangun komunikasi dengan semua pihak menjadi salah satu penentu keberhasilan Batam," tambah Marthen.

Marthen menyarankan, siapapun yang menjadi pimpinan BP Batam kedepan, agar menjadikan pemerintah daerah dan masyarakat sebagai mitra agar bisa berjuang bersama.

"Saat ini tidak ada superman yang bisa bekerja sendiri, membuat program sendiri, menyimpan sendiri dan mengerjakan sendiri," kata Marthen mengakhiri.

Editor: Surya