Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Di Sebagian Suriah, AS dan Rusia Sepakati Gencatan Senjata
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-07-2017 | 19:02 WIB
menlu-AS-dan-Rusia.gif Honda-Batam
Menlu AS Rex Tillerson (kiri) bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov saat keduanya bertemu di Moskwa, Rabu (12/4/2017).(Alexander NEMENOV / AFP)

BATAMTODAY.COM, Hamburg - Amerika Serikat dan Rusia, Jumat (7/7/2017) di Hamburg, Jerman, sepakat melakukan deeskalasi dan gencatan senjata di Suriah barat daya, mulai Minggu (9/7/2017).

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengumumkan, "Hari ini (Jumat) di Amman, para ahli Rusia, Amerika, dan Jordandia mencapai nota kesepahaman untuk menciptakan zona deeskalasi” di wilayah Deraa, Quneitra, dan Sweida.

"Akan ada gencatan senjata di wilayah tersebut mulai tengah hari 9 Juli waktu Damaskus,” kata Lavrov kepada para wartawan, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Gencatan senjata itu diumumkan setelah pertemuan bilateral pertama antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Negara (G20) di Hamburg.

Kesepakatan tersebut mencakup daerah-daerah di mana Israel pernah melakukan pembalasan atas tembakan nyasar ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang berasal dari bentrokan bersenjata antara pasukan Suriah dan oposisi.

Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah terlibat dalam pembicaraan tahun ini dengan Turki dan Iran mengenai empat zona deeskalasi di negara yang dilanda perang tersebut.

Negosiasi di Astana pekan ini gagal mencapai kesepakatan mengenai pengawasan atas rencana deeskalasi dan batas-batas zona yang tepat.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, area yang masuk kesepakatan gencatan senjata itu mempengaruhi keamanan Jordania dan adalah "bagian sangat ruwet dari medan perang Suriah".

Rusia dan Iran adalah pendukung utama Presiden Assad, sementara AS mendukung sejumlah kelompok oposisi moderat yang ingin menggulingkan Assad.

"Saya rasa ini adalah indikasi pertama bahwa AS dan Rusia bisa bekerja bersama di Suriah, dan sebagai hasilnya kita melakukan diskusi panjang mengenai zona-zona di Suriah yang nantinya bisa tercakup dalam kerja bersama untuk zona deeskalasi," kata Tillerson seperti dirilis Reuters.

Sumber: AFP/ Reuters
Editor: Udin