Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dewan Diminta Turun ke Lapangan

Masalah Harga Sembako di Bintan, Pernyataan Dewan dan Pelaku Usaha Berbanding Terbalik
Oleh : Harjo/Siti Maysharah
Rabu | 05-07-2017 | 09:50 WIB
pasar-014.gif Honda-Batam
Aktivitas jual beli di salah satu pasar di Bintan. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pernyataan Indra Setiawan, salah seorang pelaku usaha sembako di Tanjunguban, terkait harga sembako pasca Lebaran berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Komisi 3 DPRD Bintan, Fiven Sumanti.

Indra mengatakan pasca Lebaran sebagian harga kebutuhan pokok sudah mulai turun, namun Fiven malah menyebutkan harga melonjak naik.

Dikatakan Fiven, harga sejumlah komoditi pasca Lebaran, seperti cabai dan sayuran masih tinggi. Bahkan, informasi yang dia terima dari warga, harga kebutuhan pokok lainnya di pasar juga mengalami kenaikan.

"Yang saya dengar, harga bahan pokok pasca Lebaran ini melonjak naik seperti bawang, cabai dan lainnya. Harga sayur kol saja yang biasanya Rp8-Rp10 ribu, kini menjadi Rp11 ribu per kilogramnya," kata Politisi Golkar itu kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (4/7/2017).

Sementara itu, Indra Setiawan mengatakan harga kebutuhan pokok pasca lebaran ini justru menurun. "Saat ini harga beberapa kebutuhan pokok sedang turun, ada juga yang stabil. Namun, tak ada yang mengalami kenaikan," kata Indra.

Bahkan Indra berujar, harga sayuran sedang menurun. "Harga sayur kol saat ini Rp6-Rp6,5 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah masih stabil pada angka Rp28 ribu," kata dia.

Tidak singkronnya peryataan anggota dewan dengan pelaku usaha, menunjukkan tidak adanya koordinasi yang jelas terkait kondisi perekonomian di Bintan.

"Harusnya, sebelum menyampaikan pernyataan anggota dewan benar-benar kroscek ke lapangan. Jangan hanya menerima laporan dari balik meja," tegas Hendro Suseno, Wakil Ketua Federasi Konstruksi Umum dan Informal (FKUI) SBSI Bintan.

Hendro menyampaikan, pernyataan dua orang yang berbeda, baik dari anggota dewan dan pelaku usaha, merupakan gambaran selama ini jika harga kebutuhan di pasar tidak terkontrol.

Masyarakat berharap, selain tidak langka, harga semua kebutuhan pokok juga terkontrol. "Selama ini sesuka hati pedagang, karena tidak ada kontrol dari pemerintah," katanya.

Editor: Gokli