Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waduh..!!! Lebih dari 200 Kaum Gay di Kepri Mengidap HIV
Oleh : Ismail
Kamis | 15-06-2017 | 20:02 WIB
GAY.gif Honda-Batam
Ilustrasi kaum gay (Sumber foto: Pojok Satu)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau mencatat, pada tahun 2017 ini lebih dari 200 kaum gay (lelaki penyuka sesama jenis) di Kepri positif mengidap HIV. Catatan tersebut merupakan hasil pendataan dalam kurun waktu per Januari 2017 sampai sekarang.

"Jumlahnya sekitar lebih dari 200-an. Diketahuinya pas tahun 2017 ini saja," ungkap Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana saat ditemui di Kantor Gubernur, Kamis (15/6/2017).

Jumlah pengidap HIV dari golongan penyuka sesama jenis tersebut, dikatakan Tjetjep, merupakan yang terbanyak selama ini. Karena, pada tahun-tahun sebelumnya, pihak Dinkes Kepri belum banyak menemui adanya pengidap HIV dari golongan tersebut.

Ia menerangkan, dalam kasus yang diterimanya, para pengidap HIV dari golongan tersebut merupakan lelaki penyuka sesama jenis. Penyimpangan seks tersebut merupakan pemicu utama terjangkitnya HIV.

"Kita mengetahuinya, berdasarkan dari hasil catatan medis mereka (kaum gay, red). Mereka juga secara suka rela memeriksakannya," jelas Tjetjep.

Ditambahkannya, mulai tahun 2001 hingga sekarang, pihaknya mencatat sekitar 4.500 warga se Kepri mengidap HIV. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 ribu telah meregang nyawa, disebabkan virusnya sudah sampai pada tahap AIDS.

Angka tersebut, menurut Thetjep, secara kumulatif terus meningkat dari tahun ke tahun. Seks bebas, narkoba, serta hubungan sesama jenis menjadi pemicu utama berkembangnya virus tersebut.

"Kami imbau kepada masyarakat, agar menjauhi prilaku-prilaku menyimpang yang mengakibatkan tertularnya penyakit tersebut," ujarnya.

Tak hanya itu, sebagai upaya menekan bertambahnya angka penularan HIV/AIDS, pihaknya tetap gencar melakukan sosialisasi serta mengampanyekan bahaya, serta penyebab penularan virus tersebut.

Bagi penderita, Pemprov juga sudah menyediakan obat retro virus untuk meningkatkan kekebalan penderita. "Kita sebar di rumah sakit dan puskemas, agar penderita setiap bulan dapat mengambilnya secara gratis," tutupnya.

Editor: Udin