Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pencabutan Subsidi Listrik Sebaiknya Ditunda Dulu dan Cari Solusi Lain
Oleh : Irawan
Kamis | 15-06-2017 | 10:50 WIB
Fahri32.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kokesra), Fahri Hamzah menyebutkan kalau pencabutan subsidi agak sensitif. Apalagi, sampai ada pencabutan secara masif di era pemerintahan saat ini.

Bicara pencabutan subsidi ini agak sensitif. Itu harus dihitung benar. Apakah pemerintah harus cabut subsidi atau cari pemasukan lain yang nggak membebani rakyat," kata Fahri kepada wartawan di sela-sela acara buka puasa bersama di Nusantara III Gedung DPR RI, Rabu (14/6/2017) petang.

Bahkan menurut Fahri, seharusnya kebijakan mencabut subsidi tersebut ditunda dulu, dan pemerintah mencari solusi yang tepat. Seperti, memperbaiki dulu pengelolaan anggaran termasuk penyerapan.

"Harus nya itu di prioritaskan. Kasih lah rakyat itu kabar baik jangan kabar buruk terus. Janjinya kampanye kan dulu nggak gitu (sabut subsidi). Pembangunan si pembangunan tapi jangan bebani rakyat dong," ucapnya.

Fahri pun mengingatkan Presiden Jokowi soal janjinya saat kampanye pilpres lalu, yang bilang akan membangun infrastruktur.

"Coba dulu Jokowi janjikan akan bangun infrastruktur dengan mencabut subsidi, pasti dia nggak kepilih," tambahnya seraya meminta agar pemerintahan ini jangan membebani rakyat dengan cara mencari pemasukan dari yang lain. Bukan mencabut subsidi.

Dia pun mengaku bingung dan tidak tahu bagaimana cara pemerintah melakukan koreksi terhadap belanja yang un-plane ini. Sebab dari awal yang buat Sri Mulyani selaku menteri keuangan, tetapi kenapa kaget?

"Tapi kan dia (Sri Mulyani) jadi menteri udah lama. Mastinya, kalau ada kekeliruan belanja infrastruktur dari awal omongin dong jangan diem-diem rakyat dibebani. DPR juga nggak diajak ngomong," katanya.

Fahri lebih cenderung infrastruktur jual saja, atau diprivatisasi saja dari pada membebankan rakyat seperti sekarang ini. Kaya tol jual aja. Jangan janjinya mau bangun infrastruktur, tapi rakyat dibikin menangis.

"Udah jual aja infrastruktur dah kadung. Kasih aja swasta. Kayak monorail mangkrak apa si penjelasannya. Itu kan speed Pemda Jakarta terhadap monorail. Itu kan sederhana jual aja. Ada asset 300 miliar tendang aja kesitu. Ingat, membuat rakyat susah itu berbahaya," tandas Fahri Hamzah.

Editor: Surya