Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Klaim Banyak Investor Asing Tawar Blok Terminasi
Oleh : Redaksi
Jum'at | 09-06-2017 | 10:26 WIB
blok-terminasi-01.gif Honda-Batam
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku telah menerima banyak proposal dari perusahaan internasional untuk menggarap Blok Terminasi. (dunia-energi.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku telah menerima banyak proposal dari perusahaan internasional. Proposal tersebut berisikan minat perusahaan-perusahaan tersebut untuk menggarap delapan blok migas yang diberikan pemerintah awal tahun lalu. Adapun, delapan blok tersebut adalah Wilayah Kerja (WK) yang kontrak sebelumnya diterminasi pemerintah dan pengelolaannya ditugaskan ke Pertamina mulai 2018 mendatang.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, tawaran dari perusahaan multinasional ini datang ketika pemerintah mengatakan bahwa pertamina bisa mengembalikan blok-blok migas ini kepada pemerintah jika tak sanggup mengelolanya. Meski tak menyebut nama-nama perusahaannya, ia menyebut korporasi asal China, Malaysia, dan Rusia sudah menyatakan minatnya.

"Begitu mendengar Pertamina bisa mengembalikan blok-blok ini ke pemerintah, banyak perusahaan multinasional yang mengontak," ujar Wiratmaja ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (8/6).

Lebih lanjut ia menuturkan, keputusan penetapan mitra ini akan ditentukan setelah Pertamina menghitung keekonomian delapan blok migas tersebut. Menurut laporan yang masuk ke Wiratmaja, Pertamina meminta tambahan waktu sebulan untuk melakukan valuasi atas aset-aset yang terdapat di blok migas. Rencananya, kesanggupan Pertamina dalam mengelola blok migas ini sudah bisa diketahui akhir Juni mendatang.

"Kami memang berharap Pertamina bisa mengelola delapan blok terminasi ini karena potensinya menjanjikan," katanya.

Cari Mitra Hingga ke Negeri China

Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengunjungi China untuk menemui tiga perusahaan migas asal negara tirai bambu tersebut, yakni China National Petrolium Corporation (CNPC), China Petrochemical Corporation (Sinopec), dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Maksud kunjungan Jonan adalah untuk menawarkan investasi hulu migas melalui lelang WK yang diadakan pemerintah serta kemitraan dengan Pertamina di dalam menggarao blok terminasi.

Menurutnya, ketiga perusahaan tersebut memiliki reputasi yang baik. Hal itu terlihat dari posisinya di dalam daftar Fortune 500, di mana CNPC, Sinopec, dan CNOOC menduduki peringkat 3, 4 dan 109. Sementara itu, Pertamina sendiri bertengger di posisi 220 dalam daftar yang sama.

"Saya mengundang mereka untuk meningkatkan investasi di hulu migas Indonesia," kata Jonan melalui siaran pers.

Sebagai informasi, pada awal tahun lalu, pemerintah melakukan terminasi kontrak atas delapan WK migas. Setelah diterminasi, pemerintah menunjuk Pertamina untuk mengelola blok-blok migas tersebut. Rencananya, kontrak bagi delapan blok ini akan menganut rezim kontrak bagi hasil produksi gross split.

Dari delapan blok migas tersebut, lima diantaranya merupakan peralihan dari kontraktor yang berbeda. WK migas itu terdiri dari blok Sanga-Sanga yang dioperatori Virginia Indonesia Co LLC, blok South East Sumatera yang dioperatori CNOOC SES Ltd, lok Tengah oleh Total E&P Indonesie, blok East Kalimantan yang dioperatori Chevron Indonesia Company, dan blok Attaka yang sebelumnya dioperatori Inpex Corporation.

Sementara itu, tiga blok lain yang terdiri dari Blok North Sumatera Offshore (NSO) dan dua blok berbentuk Joint Operating Body (JOB) Tuban dan Ogan Komering sebelumnya sudah dikerjakan oleh Pertamina.

Sumber: CNNIndonesia
Editor: Gokli