Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinkes Lingga Imbau Pedagang Tak Jual Makanan Mengandung Zat Berbahaya
Oleh : Bayu Yiyandi
Kamis | 08-06-2017 | 16:38 WIB
pedagang-takjil-di-Lingga11.gif Honda-Batam
Sejumlah pedagang jajanan takjil di Dabosingkep (Foto: Bayu Yiyandi)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Para pedagang dan pembuat jajanan berbuka puasa (takjil) di wilayah Kabupaten Lingga, diimbau untuk tidak menjajakan makanan yang mengandung zat berhaya selama Ramadan.

Imbauan itu disampaikan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DKPP-KB) Lingga.

"Buatlah makanan secara higienis, gunakan sarung tangan. Kalau untuk pedagang, makanan yang dijual itu agar ditutup. Kebanyakan penjual di Dabosingkep, makanannya tak ditutup," kata Sri Dewi, Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan di DKPP-KB Lingga kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (08/06/2017).

Dia mengatakan, hasil uji laboratorium sejumlah sampel jajanan takjil hasil inspeksi tim pengawasan makanan DKPP-KB bersama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam pada minggu pertama Ramadan lalu, menemukan adanya bakteri jenis ecolidem coliform.

"Hasil uji lab di Batam sudah diterima. Kalau zat kimia seperti Rhodamin B dan Boraks tidak ada. Cuma kebersihannya saja yang perlu jadi perhatian kita bersama. Beberapa makanan ditemukan bakteri ecolidem coliform. Mungkin datangnya dari cara penghidangan yang kurang higienis," ungkapnya.

Menurut Sri, bakteri jenis itu merupakan penyebab tifoid (tifus). Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan. Bakteri penyebab tifoid senang hidup di makanan kotor ataupun tanah, sehingga bila seseorang mengonsumsi makanan kotor dan saat daya tahan tubuhnya turun maka ia dapat terserang tifoid.

"Perlu diperhatikan, yang ambil kue dan yang menukarkan duit itu gak boleh sama. Nanti malah terjadi kontaminasi silang," ujarnya.

Mengenai temuan zat pemanis buatan dan Natrium Benzoat pada jajanan takjil di Dabosingkep, dikatakan Sri, kedua jenis zat ini masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. Namun tidak dibenarkan apabila penggunaannya secara berlebihan.

"Boleh gunakan pemanis buatan, tapi tidak boleh terlalu berlebihan," tuturnya.

Tim pengawasan makanan dari DKPP-KB Lingga sendiri, lanjut Sri, akan turun kembali ke lapangan guna melakukan pemeriksaan makanan berbuka puasa di wilayah-wilayah lain Kabupaten Lingga.

"Kami akan turun lagi ke lapangan, kami sifatnya pembinaan saja, nanti dibantu lintas sektoral," tutupnya.

Editor: Udin