Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alamak... Pasir Parit Pun Digunakan Untuk Bangun Pemukiman Program BSPS Desa Busung
Oleh : Harjo
Rabu | 07-06-2017 | 17:38 WIB
proyek-BPS-Bintan.gif Honda-Batam
Lokasi pembangunan pemukiman warga Desa Busung Bintan dari program BSPS Kementerian PUPR RI (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pembangunan pemukiman sebanyak 95 unit rumah dari Program BSPS dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk warga Desa Busung, Kecamatan Serikuala Lobam, Bintan, membuat kecewa warga penerima bantuan rumah.

Pasalnya, selain dinilai kualitas bangunan dan bahannya yang tidak standar, permasalahan lahan pun pun juga belum secara keseluruhan selesai.

"Sejak beberapa hari lalu, kontraktor menggunakan pasir yang bersumber dari parit galian yang ada di sekitar lokasi pembangunan. Ini jelas, kontraktor bekerja hanya mengejar keuntungan belaka, tanpa memikirkan kualitas bangunan," ujar Ahmat warga Desa Busung kepada BATAMTODAY.COM, Rabu (7/6/2017).

Lebih jauh Ahmat menjelaskan, selain kontraktor yang mengerjakan pembangunan rumah, pengerjaan batu miring pun asal jadi. Bahkan beredar informasi, lahan untuk pemukimanan tersebut ternyata belum diselesaikan.

Artinya, permasalahan lahan yang dimanfaatkan untuk membangun pemukiman melalui program BSPS Kementerian PUPR RI ini dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan baru di tengah masyarakat nantinya.

"Setidaknya kita paham, kalau lahan yang dibangun untuk pemukiman tersebut masih ada warga yang mengaku kalau itu lahan mereka dan belum ada kejelasan dari pihak yang berkompeten," ujarnya.

Warga berharap, ke depan dibangunnya pemukimanan masyarakat pasca adanya lahan yang diberikan oleh PT Surya Bangun Pertiwi (SBP) bisa benar-benar memberikan ketenangan dan kepastian untuk pemukiman masyarakat. Mengingat sudah berpuluh tahun lamnya warga Desa Busung berdomisili di atas lahan milik PT SBP Lobam itu.

"Jangan sampai pemukiman nantinya selesai tapi menimbulkan masalah lain, sehingga warga yang mendapatkan bantuan tidak bisa menikmatainya. Ini yang harus diperjelas oleh pemerintah, di luar masalah kualitas bangunan serta material yang digunakan," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, warga penerima bantuan perumahan yang digelontorkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Busung, Kecamatan Serikuala Lobam, Kabupaten Bintan, mengeluhkan kinerja kontraktor yang mengerjakan pembangunan 95 unit rumah dari program PUPR.

Keluhan warga, karena material yang digunakan kontraktor, seperti pasir, dinilai tidak layak. Pasir yang digunakan diambil dari sekitar pembangunan pemukiman tersebut. Warga yang merupakan user program Kementerian PUPR ini menilai kondisi material tersebut hasilnya tidak akan maksimal.

"Kami kecewa, karena kontraktor yang mengerjakan pekerjaan batu miring, justru memanfaatkan material yang asal-asalan. Pasalnya pasir yang digunakan berasal dari parit sekitar lokasi pembangunan," ujar salah satu warga Busung, Rojali, kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (6/6/2017).

Secara kasat mata, Rajali menambahkan, kondisi pasir hitam dan berminyak. "Siapa pun paham kalau itu tidak layak digunakan untuk batu miring," tegas Rojali lagi.

Rajali menyampaikan, dia bersama 94 warga lainnya yang menerima dan menempati bangunan perumahan tersebut, sangat berharap agar pengerjaannya bisa maksimal. Bukan justru dikerjakan asal jadi oleh kontraktornya.

Editor: Udin