Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rekonstruksi Pembunuhan

Diejek Karena Burungnya Tak Bisa Bangun, Heri Habisi Nyawa PSK di Tanjungpinang
Oleh : Roland Aritonang
Selasa | 06-06-2017 | 12:41 WIB
adegan-rekonstruksi1.gif Honda-Batam
Salah satu adegan rekonstruksi pembunuhan PSK di Tanjungpinang. (Foto: Roland)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Polres Tanjungpinang menggelar rekontruksi pembunuhan Tina Sumartini (44) seorang Pekerja Seksual (PSK) yang tewas dibunuh oleh tersangka Heri di kamar kos, jalan Bintan Tanjungpinang, Selasa (6/6/2017).

Dalam rekontruksi ini penyidik melakukan 27 adegan dari mulai tersangka datang sampai membunuh korban dan meninggal di Tempat Kejadian Perkarta (TKP).

"Rekontruksi yang kita lakukan ada 27 adegan, dimulai dengan tersangka datang dari jalan Gatot Subroto bersama saksi untuk mengantarkan korban ke Jalan Lorong Bintan tepatnya tanggal ?17 Mei 2017 sekitar dini hari," ujar KBO Reskrim Polres Tanjungpinang Iptu Edi Endrianis usai memimpin jalannya rekontruksi.

Edi menjelaskan, setelah sampai di lorong Bintan bersama saksi Jeli yang mengantarkan tersangka, kemudian tersangka menyuruh temannya (saksi Jeli) untuk menanyakan berapa tarif korban. Saksi Jeli menanyakan tarif korban kepada teman korban.

Baca: Wanita Asal Garut Ditemukan Tewas di Kos-kosan Jalan Bintan Tanjungpinang

"Setelah setuju tarif yang disepakati kemudian tersangka menyuruh saksi Jeli untuk untuk memanggil korban. Setelah dipanggil tersangka, korban bersama tersangka masuk kedalam kamar korban," katanya.

Kemudian ketika berada didalam kamar, tersangka dan korban saling bercerita lebih kurang sepuluh menit. Usai mengobrol kemudian korban langsung membuka seluruh pakaiannya dan berbaring diatas ranjang. Pada adegan ke 8,9,10,11 dan 12 korban mulai melayani pelaku dan terjadilah hubungan layaknya suami istri antara pelaku dan korban.

"Tetapi ketika lebih kurang selama 30 menit, ketika korban memegang kemaluan pelaku ternyata sudah tidak bangun lagi sehingga korban marah kepada tersangka dan memakai pakaiannya kembali," ungkapnya.

Pada adegan inilah, korban memarahi tersangka dan memainkan handphone miliknya dan tersangka juga memakai kembali pakaiannya kembali dan duduk di sebelah korban.

"Tiba-tiba kemudian teman korban menelepon kembali untuk menanyakan tersangka menginap atau tidak dan mengatakan menginap," ucapnya.

Mendengar itu kemudian korban kembali mengomel dengan mengatakan kenapa harus menginap kalau barang kamu tak hidup. Karena diomongi seperti itu tersangka merasa dongkol dan emosi. Pada adegan 17,18,19 dan 21 ini korban dicekik oleh tersangka dengan menggunakan tangan kanannya kemudian tersangka menduduki perut korban.

"Tetapi pada saat ini korban melawan namun aksinya itu gagal karena tangan kiri tersangka memegang tangan kanan korban yang melakukan perlawanan pada saat itu," ungkapnya lagi.

Mengetahui korban lemas, tersangka menarik seprai untuk menutup mulut dan hidung korban. Tersangka hanya duduk dan melihat korban tidak bernyawa lagi. Setelah itu tersangka mengambil handphone dan pergi meninggalkan korban.

"Sore harinya pemilik kos-kosan menggedor pintu kamar dan ternyata pintu kamar itu tidak terkunci sehingga dibuka dan melihat korban sudah tergeletak diatas kasur dan tidak bernyawa lagi serta melaporkan kejadian itu ke polisi," pungkasnya.

Editor: Yudha