BINTAN, batamtoday - Kalangan pengrajin di Kabupaten Bintan berhasil melakukan satu terobosan mengubah limbah bauksit menjadi karya cinderamata yang bernilai ekonomis.

“Hal ini, merupakan sesuatu hal yang baru, karena mereka mampu membuat karya seni dari bahan yang mudah didapat, yang sebelumnya tidak berpotensi menjadi memiliki nilai ekonomi," kata Riki Rionaldi, Ketua Panitia Pelaksana Perkemahan Pelatihan Pengrajin kepada batamtoday, beberapa waktu lalu.

Riki mengatakan cinderamata dari limbah bauksit yang difinishing oleh tangan-tangan kreatif pengrajin menjadi kalung maupun cincin itu berpotensi dapat dijadikan sebagai cinderamata khas Kabupaten Bintan. 

“Jikalau batu Giok dinyatakan ada khasiatnya, mana tau mungkin ke depannya batu bauksit dapat diteliti ada manfaat kesehatannya sama seperti batu Giok,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Kepri Aisyah Sani yang secara resmi menutup acara Kegiatan Perkemahan Pelatihan Pengrajin memberikan apresisasi pada para peserta pelatihaan yang sudah mengikuti pelatihan tersebut selama lebih kurang satu bulan atas dukungan Ketua Ketua Dekranasda Kabupaten Bintan.

"Dari pelaksanaan pelatihan dengan kekeluargaan ini, saya melihat telah berhasil membina keakraban, baik pengurus dekranasda dengan peserta, peserta dengan instruktur, sehingga banyak potensi dan hasil karya yang telah dikembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan," kata Aisyah Sani.

Dia berharap, hendaknya apa yang telah dihasilkan dan dipelajari dalam pelatihan itu, dapat dikembangkan, dan Dekranasda kabupaten Bintan mampu memikirkan serta mempersiapkan strategi untuk membuat program- program kreatif dan inovatif, serta memiliki nilai yang konkrit bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat.