Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelayaran Ro-Ro Rute Dumai-Malaysia Akan Dibuka
Oleh : Redaksi
Kamis | 04-05-2017 | 11:08 WIB
roro.gif Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah akan memperbanyak jalur pelayaran pendek menggunakan kapal roll on roll off (ro-ro) di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Setelah sukses meluncurkan pelayaran rute Davao (Filipina)- Bitung (Sulawesi Utara) pada Ahad lalu, pemerintah akan bekerja sama dengan Malaysia.

 

“Setelah ini, kami akan membuka pelayaran ro-ro rute Dumai-Malaysia,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Boedion, kepada Tempo, Rabu 3 Mei 2017.

Pelayaran perdana ro-ro Davao-Bitung telah tiba di Pelabuhan Samudera Bitung, Sulawesi Utara, Selasa lalu. Pelayaran tersebut merupakan hasil kesepakatan Indonesia dan Filipina untuk meningkatkan arus perdagangan kedua negara.

Kapal Super Shuttle Roro 12, yang dioperasikan Asian Marine Transport Corporation (AMTC) berkapasitas 500 twenty foot equivalent units (TEUs), tersebut dilepas oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Kudos Port, Davao, Filipina, pada Ahad sekitar pukul 10.10 waktu Davao.

“Waktu tempuh Davao-Bitung menjadi dua setengah hari dengan ro-ro ini,” kata Jokowi saat itu. Jokowi berharap ro-ro rute Davao-Bitung memberikan peluang dan bisnis baru bagi masyarakat di kedua wilayah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan rute pelayaran ro-ro akan dikembangkan lagi. “Sehingga mendukung konektivitas ASEAN,” kata Budi. Sementara ini, frekuensi pelayaran ro-ro Davao-Bitung sebanyak sekali dalam sepekan.

Sebelum ro-ro Davao-Bitung beroperasi, kapal-kapal dari Davao yang akan menuju Indonesia mesti berlayar dulu ke arah barat menuju Jawa baru ke Bitung. Waktu yang ditempuh untuk sampai ke Bitung mencapai lima pekan.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution percaya rute baru ini akan meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Filipina. “Yang dilakukan sekarang adalah bangun dulu angkutannya, baru didorong usahanya,” kata Darmin di Davao.

Komoditas perdagangan Davao dan Bitung sementara ini didominasi kopra dan jagung. Darmin percaya, pelayaran ro-ro Davao-Bitung bakal memicu peningkatan perdagangan komoditas lain. “Mungkin malah tekstil dan garmen,” kata Darmin. Darmin berjanji akan mengkonsolidasikan dunia usaha agar perdagangan yang dilakukan tidak hanya berpengaruh terhadap Provinsi Sulawesi Utara, tapi juga pulau-pulau lain.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pelayaran kapal ro-ro Davao-Bitung merupakan hasil konkret forum Brunei-Indonesia-Malaysia Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) yang dibahas di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-30 pada pekan lalu.

Forum BIMP-EAGA melahirkan dokumen BIMP-EAGA Vision (BEV) 2025. Dokumen ini akan menjadi panduan dan arah kerja sama BIMP-EAGA sampai 2025.

Peluncuran BEV 2025 tersebut akan mendorong peningkatan proyek investasi pada dua koridor ekonomi yang ada, yaitu koridor West Borneo dan juga koridor Greater Sulu-Sulawesi Economic Corridor.

Menurut Retno, Indonesia telah memasukkan 16 proyek infrastruktur dalam dokumen tersebut, antara lain pembangunan jalan di Tanjung Selor, Pontianak, Entikong, Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda serta proyek pembangunan rel kereta api Makassar-Pare-pare.

Sumber: Tempo.co
Editor: Gokli