Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kurang Gairah dan Cepat Lesu, Anda Perlu Periksa Kadar Testosteron
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-04-2017 | 12:12 WIB
lesu-01.gif Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketika usia mulai merayap mendekati 40 tahun, Anda mungkin menyadari kemampuan fisik tak setangguh sebelumnya. Tubuh mulai sering didera rasa lelah, stamina mudah turun, gairah seks rendah, dan lingkar pinggang bertambah.

 

Kebanyakan pria hanya menganggap keluhan itu sebagai hal yang wajar seiring pertambahan usia. Padahal, meski usia kronologis terus bertambah, sebenarnya fungsi-fungsi tubuh bisa tetap dipertahankan seperti usia muda.

Menurut dr.Nugroho Setiawan, spesialis andrologi, tak banyak pria yang menyadari penurunan kondisi fisiknya sebenarnya disebabkan oleh penurunan kadar hormon testosteron atau dalam dunia kedokteran disebut hipogonadisme.

"Kekurangan hormon testosteron banyak dialami oleh pria akibat penambahan usia. Namun kondisi ini banyak tidak disadari karena masih kurangnya informasi terkait kesehatan pria," paparnya dalam cara temu media yang diadakan PT.Bayer Indonesia di Jakarta (6/4/2017).

Kadar testosteron yang normal adalah 300 ng/mL. Kekurangan testosteron berdampak luas pada kesehatan fisik dan mental pria. Misalnya saja hilangnya massa dan kekuatan otot, mengalami kegemukan di perut, kulit kering, depresi, hingga berkurangnya hasrat seksual.

Pria yang menderita kesulitan ereksi, gairah seks meredup, obesitas, atau menderita penyakit diabetes, disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar testosteronnya.

Kekurangan testosteron sebenarnya dapat diatasi, namun hanya sedikit pria yang mendapat terapi yang diperlukan.

"Terapi yang bisa dilakukan adalah sulih hormon dengan testosteron undekanoat, bisa dalam bentuk gel, tablet, atau suntikan. Namun, yang paling efektif hasilnya adalah suntikan," kata dokter yang berpraktik di RS Fatmawati Jakarta ini.

Terapi sulih hormon pada pria yang berusia di atas 50 tahun bisa dilakukan dalam jangka panjang, sementara pada yang berusia muda pada umumnya hanya sementara.

"Pada pasien yang muda, dengan perubahan pola hidup sebenarnya bisa membuat kadar testosteron normal lagi. Syaratnya harus memiliki gaya hidup sehat, lingkar pinggang diturunkan, dan menjaga istirahatnya," katanya.

Sumber: Kompas.com
Editor: Gokli