Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Target 1 Outlet Baru Perbulan

Roti Bakar Bandung, Franchise Baru di Tanjungpinang
Oleh : Lani/Mg
Selasa | 25-10-2011 | 12:20 WIB
Roti-Bakar-Bandung-4.gif Honda-Batam

Karyawan Roti Bakar Bandung sedang menyiapkan sajian roti bakar yang lezat. Foto:Lani/batamtoday

TANJUNGPINANG, batamtoday - Dengan modal keyakinan dan keberanian yang dimiliki, pengusaha Roti Bakar Bandung Aman Antoni Pasaribu, saat ini dapat meraup untung berlipat. Setidaknya sudah 10 stan Roti Bakar Bandung telah tersebar diseluruh Kota Tanjungpinang.

Siapa sangka, nama Roti Bakar Bandung yang kini jadi franschise lokal tersebut diawali dari hobby pemiliknya yang juga gemar makan roti bakar. Setidaknya 8 bulan yang lalu, Outlet Roti Bakar Bandung pertama kali didirikan, dalam waktu singkat, usaha milik Aman Antony ini mengalami perkembangan yang luar biasa.

“Saya senang dengan roti bakar. Saya pernah membelinya sampai harus antri sangat lama, itulah awal ketertarikan saya terjun mengeluti bisnis roti bakar ini,” kenang Aman.

Bisnis kuliner memang sudah tidak asing lagi baginya. Sebelum mengeluti usaha roti bakar, Aman sebenarnya mengelola sebuah Cafe di Bintan Centre. Cafe Bola miliknya, sebenarnya cukup mendapat tempat dihati para pelanggan, namun begitu banyak waktu tersita untuk mengurusi usaha tersebut membuatnya berfikir untuk banting stir bisnis lainya.

"Saya buka cafe Bola di Bintan Centre, saya menjual roti prata juga. Untungnya memang lumayan, tetapi waktu kita banyak tersita. Kadang kita harus buka sampai jam 03.00 WIB subuh,” ujarnya.

Terjun ke bisnis baru ini, sejak awal Aman mengaku sudah dihadang berbagai kesulitan. Bukan hanya persoalan modal, tapi juga masalah bahan baku roti yang cocok untuk dibuat roti bakar. Namun kesulitan ini tidak mengalahkan semangatnya, justru menjadikannya peluang usaha yang sangat menjanjikan.

“Waktu itu di pinang sudah ada pabrik roti khusus untuk roti bakar ini, tetapi hanya orang-orangnya saja yang bisa mendapatkan roti  tersebut.   Terpaksa saya beli dari karyawannya dengan harga tinggi. Saya  melihat ini suatu peluang, saya jadi berpikir kenapa saya tidak punya pabrik sendiri ya ?” kisahnya.

Tekad yang kuat diiringi keyakinan, suami  Eske Meiny Rorong ini menjalani bisnis roti bakar dengan modal terbilang tinggi dari modal biasa. Bisnis barunya, roti bakar bandung, ternyata cukup diminati pelanggannya sedikit menghibur hatinya atas kesulitan mendapatkan  roti. Tidak lama kemudian, jalan untuk mendulang hasil dari keuletanya segera menghampiri.

“Kebetulan ada saudara kawin dengan orang Bandung dan kebetulan punya pabrik roti ini, serba kebetulan semua. Saya berpikir ini sudah menjadi  jalan yang diberikan Tuhan. Tapi waktu itu saya terkendala modal,harga mesin rotinya mencapai 40 juta,” tukasnya.

Dengan nekat, akhirnya Cafe Bola di Bintan Centre di lego Rp58 juta dan dijadikan modal membeli mesin roti. Resmilah ayah dari Amanda Valentine Pasaribu dan Lionel Pasaribu itu membuka bisnis roti bakar Bandung. 

Belajar dari pengalaman, Aman tak mau memonopoli bisnis roti bakar Bandung. Ia menyebarkan brosur untuk melebarkan bisnis tersebut. Bulan keempat, stand roti bakar Bandung Aman kian bertambah, dari 1 outlet menjadi 6 outlet roti. Hanya dengan modal Rp7 juta, gerobak dengan perlengkapan untuk membakar roti sudah tersedia termasuk satu kompor gas.

“Kita franchise-kan dengan modal Rp7 juta, itu semua sudah lengkap diluar roti. Roti kita jual Rp3000 untuk 1 roti. Dari semua rasa roti bakar Bandung ini, dari harga terendah hingga harga yang paling tinggi tiap 1 roti kita untung bersih Rp4000. Kalau kita bisa menjual 25 roti saja 1 hari, sebulan kita dapat untung Rp3 juta. Kalau bisa menjual 50-60 roti, hitung saja berapa keuntungan kita?” jelasnya.

Untuk saat ini, lanjut Aman, omzetnya  400-500 roti setiap hari. Mesin roti yang dibelinya dari Bandung bisa memproduksi dalam jumlah besar, tergantung  kebutuhan. Untuk sekali adon atau setara 3 kg bahan, bisa menghasilkan 200 roti tanpa pengawet.

“Prospek roti ini masuk ke semua kalangan, saya yakin pasti bisa. Sekarang bisnis ini sudah berjalan 8 bulan, saya sudah punya 10 stand. Rata-rata 1 bulan tambah 1 stand. Keuntungannya cepat dan mengiurkan, kita tidak salah memilih,” pungkasnya.

Untuk selai roti, beberapa jenis selai seperti Blueberry, Strawberry, dan Nenas masih harus dikirim  dari Bandung karena di Tanjungpinang  bahan selai tersebut tidak ada.

“Asal kita mau berusaha, kita yakin, kita pasti bisa. Pangsa pasar roti bakar ini sangat luas dan sampai kapan pun akan tetap diminati masyarakat. Bagi yang mau bergabung, kita juga memberi training selama 3 hari secara cuma-cuma cara membakar roti bagaimana. Dan bila membutuhkan tenaga untuk membantu saat turun kelapangan, biaya cukup murah, hanya Rp25.000/hari,”himbaunya.