Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNNP Kepri Dialog Perang terhadap Narkoba Bersama Akademisi dan Junkrik
Oleh : Romi Candra
Senin | 27-02-2017 | 15:26 WIB
bincangnarkoba.jpg Honda-Batam

Susana saat BNNP Kepri berialog santai dengan kalangan akademisi dan Junkrik di Batam. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kumpulan para wartawan dari berbagai media, yang bertugas liputan bidang kriminal, Komunitas Jurnalis Kriminal Kota Batam (Junkrik) menggelar bincang santai bersama Badan Narkotikan Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, serta akademisi Batam, Senin (27/2/2017).

Bertempat di Bandung Resto, Batu Besar, Nongsa Batam, kegiatan itu sendiri selain memperkenalkan komunitas yang baru terbentuk, juga berbincang dengan tema "Perangi Narkoba dan Kabar Hoax".

Dalam kegiatan tersebut, hadir Kepala BNNP Kepri, Brigjen Nixon Manurung, serta stafnya, perwakilan akademisi dari beberapa universitas hukum di Batam. Serta, juga perwakilan wartawan yang tergabung dalam Junkrik Batam.

"Judul dalam pertemuan kita kali ini sangat menarik. Perangi narkoba dan kabar hoax, tentu ini sangat berkesinambungan. Narkoba sendiri menjadi program kita untuk memberantasnya. Hal ini juga berkaitan agar tidak ada kabar hoax yang justru membuat berita paslu, dan akan dilihat bagaima jika diluhat dari segi hukum," ungkap Nixon Manurung.

Dilanjutkannya, ia yang baru menjabat sebagai Kepala BNNP Kepri selama tiga bulan, telah menganalisa bahwa Kepri dan Batam secara khusus, memang sangat berpeluang masuknya narkoba.

"Ini menjadi topik pemikiran yang kita kembangkan kedepan. Dari akademisi juga bisa menilai dari segi hukum. Hoax ini membuat pesasaan tidak senang," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Junkrik Batam, Gustianosa (Oca) mengatakan, tema pertemuan tersebut, diangkat dari kejadian yang terjadi di daerah Jawa Barat. Di mana ditemukan seorang pemilik toko emas yang dikabarkan ditangkap polisi karena kasus narkoba.

Masyarakat yang membeli emas di tokonya cemas kalau toko miliknya tutup, sehingga emas yang dibeli buru-buru dijual kembali ke toko tersebut agar harganya tidak jauh merosot.

"Setelah emas dijual kembali, ternyata diketahui bahwa kabar penangkapan itu tidak benar. Hal ini juga berangkat dari kabar hoax yang merugikan. Karena itu, pentingnya kabar Hoax ini diperangi. Begitu juga dengan narkoba yang memang menjadi tugas bersama untuk memerangi," jelasnya.

Editor: Dardani