Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Bingung, Si Melon Tak Beredar di Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Jum'at | 24-02-2017 | 17:02 WIB
si-melon.gif Honda-Batam

Jika Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan sibuk membahas penyetaraan HET gas 3 Kg, maka masyarakat Anambas bahkan sama sekali tidak pernah melihat si melon ini beredar di Anambas (Sumber foto: sumedangekspres.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jika Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan sibuk membahas penyetaraan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas 3 Kg, tidak demikian halnya dengan Kabupaten paling bungsu di Provinsi Kepulauan Riau ini. Bahkan, masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas mulai iri dengan masyarakat kabupaten/ kota lainnya. Pasalnya, masyarakat Anambas belum pernah melihat wujud dan merasakan kehadiran tabung gas elpiji 3 Kg itu.

"Sampai saat ini kami masih menggunakan minyak tanah, dengan kuota 9 liter per bulannya dengan total bayaran Rp45 Ribu (Rp 5ribu/liter). Kuota itu memang sudah diatur oleh pemerintah," kata salah satu ibu rumah tangga di Tarempa, Suryani, Jumat (24/2/2017).

Dia mengakui, penggunaan minyak tanah lebih boros dibandingkan menggunakan gas elpiji. Menurutnya kuota 9 liter per bulan tersebut tidak mencukupi untuk memasak.

"Sebelumnya saya menggunakan gas elpiji 12 Kg, tetapi harganya sering naik, sekarang aja mencapai Rp205 ribu per tabung. Karena harga begitu mahal, kami beralih menggunakan minyak tanah. Sebenarnya kami mencari tabung gas 3 Kg, tetapi di Anambas ini tidak ada yang jual. Kami heran kenapa tidak ada yang jual tabung gas 3 Kg, padahal disubsidi pemerintah. Kami iri melihat daerah lain yang menggunakan gas 3 Kg itu. Karena lebih murah dan lebih irit menggunakan gas,"‎ terangnya.

Sementara, ibu rumah tangga lainnya, Minah mengaku, kuota minyak tanah 9 liter per bulan tersebut tidak mencukupi kebutuhan sebulan. Sehingga dengan terpaksa membeli tambahan minyak tanah eceran dengan harga Rp12 ribu hingga 13 ribu per liter.

"9 liter tidak cukup, kami lebih sering membeli tambahan. Katanya sih minyak itu industri, makanya mahal. Mau tidak mau harus dibeli, karena itu kebutuhan," jelasnya.

Dia mengaku, mau beralih menggunakan gas, bila pemerintah menyalurkan tabung 3 Kg di Anambas. "Saat ini masyarakat banyak menanti kehadiran gas 3 Kg itu. Di samping murah, lebih irit dibandingkan minyak tanah," akunya.

Editor: Udin