Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ternyata Bakteri Juga Tingkatkan Sistem Imun dan Cinta
Oleh : Redaksi
Rabu | 22-02-2017 | 11:26 WIB
Bakteri-ilustrasi1.gif Honda-Batam

Penelitian. (Foto: Ilustrasi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bakteri dalam tubuh manusia berperan menentukan pasangan. Itu adalah hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan asal Swiss. Dalam jurnal Royal Society B, mereka mencari tahu daya tarik seseorang melalui sistem kekebalan tubuh yang dimilikinya. Caranya terbilang unik.

Dalam studi berjudul "MHC-Dependent Mate Preferences in Humans", para ilmuwan asal Swiss itu bereksperimen dengan bakteri di kaus. Mereka berpendapat bakteri yang tertinggal di pakaian menandakan sistem kekebalan tubuh pemakainya.

Eksperimen pun dimulai. Mereka meminta sekelompok siswa untuk memakai kaus yang sama selama dua hari berturut-turut tanpa memakai deodoran. Setelah usai, giliran sekelompok siswi yang harus memilih calon pasangan mereka dari kaus tersebut tanpa mengetahui wajah sang pria.

Dari uji coba ini, para peneliti mengungkapkan bahwa seorang perempuan akan memilih pria dengan sistem kekebalan tubuh yang berbeda dengannya. Itu terlihat dari bau yang dihasilkan bakteri.

“Ini masuk akal dari sudut pandang evolusi karena sistem imun yang berbeda membuat anak bisa bertahan hidup dari infeksi pada masa mendatang,” tulis para ilmuwan dalam jurnal itu

Inilah keajaiban bakteri yang selama ini dinilai berbahaya. Padahal tak selamanya begitu. Ada juga bakteri baik yang berfungsi sebagai penguat sistem kekebalan tubuh.

Tubuh manusia adalah rumah bagi 100 triliun mikroba atau dikenal juga dengan mikrobioma (jamak). Sel dari bakteri bahkan melebihi sel yang ada di dalam tubuh kita. Perbandingannya 10 : 1.

"Beberapa bahkan berperan dalam hubungan sejoli," tulis William Miller, seperti dikutip dari laman berita Live Science, akhir pekan lalu. Miller adalah pensiunan dokter dan pakar biologi evolusi. Dia juga penulis buku The Microcosm Within: Evolution and Extinction in the Hologenome (2013).

Dalam studi yang terbit dalam jurnal Microbiome edisi November 2014, misalnya, kelompok peneliti dari Belanda mengungkapkan bahwa berciuman selama sepuluh detik dapat mentransfer jutaan bakteri. Menariknya, dalam artikel ilmiah berjudul "Shaping the Oral Microbiota Through Intimate Kissing" disebutkan, semakin sering berciuman, komunitas bakteri yang dimiliki sepasang kekasih kian mirip. Namun mereka tidak menyebutkan secara spesifik jenis bakteri yang ada.

Studi tersebut melibatkan 21 pasangan yang tinggal di Amsterdam, termasuk dua pasangan homoseksual. Para peneliti menanyakan beberapa hal. Di antaranya soal kebiasaan ciuman, seberapa sering mereka berciuman dalam satu tahun terakhir, dan kapan ciuman paling intim dilakukan.

Setelah itu, para ilmuwan mengambil sampel bakteri dari mulut responden, sebelum dan setelah berciuman. Dari situ mereka menemukan komunitas bakteri yang sama di lidah setiap pasangan.

Tim peneliti juga meminta salah satu anggota dari setiap pasangan untuk meminum yoghurt probiotik sebelum berciuman dengan kekasih mereka. Yoghurt berisi penanda bakteri Lactobacillus dan Bifidobacteria. Dalam mulut orang yang tidak meminum yoghurt juga ditemukan mikroba penanda yang jumlahnya bahkan mencapai tiga kali lipat, sekitar 80 juta bakteri baru. Tes ini membuktikan bahwa bakteri tersebut berpindah melalui ciuman. "Para pasangan berbagi bakteri yang sama," tulis para peneliti itu.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha