Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Tiga Penyebab Kematian Ibu saat Melahirkan
Oleh : Redaksi
Selasa | 14-02-2017 | 09:41 WIB
Ibu-melahirkan1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Ada saat-saat dalam hidup, mengalami peristiwa yang menyenangkan bersamaan dengan kesedihan, yang membuat emosional naik turun bak permainan roller-coaster.

 

Manusia hanya dapat berangan, namun Tuhan yang berkehendak. Momen melahirkan adalah hal yang menyenangkan, namun adakalanya si ibu harus menghembuskan nafas terakhirnya saat proses persalinan atau melahirkan. Ini dikenal sebagai kematian maternal.

Dalam beberapa kasus, kematian maternal terjadi akibat terlalu banyak komplikasi gangguan kesehatan, sehingga sang bayi mempunyai potensi risiko meninggal juga.

Berikut beberapa penyebab paling umum kematian maternal, dilansir dari laman Boldsky:

1. Hipertensi
Salah satu penyebab paling umum untuk kematian ibu adalah hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Jika ibu sudah menderita tekanan darah tinggi sebelum melahirkan, dapat meningkat selama persalinan. Hal ini bisa merangsang kehilangan darah yang berat atau henti jantung, karena kontraksi rahim, sehingga menyebabkan kematian ibu. Jadi, banyak tindakan pencegahan harus diambil jika ibu menderita hipertensi.

2. Pendarahan pada kandungan (Obstetrical hemorrhage)
Pendarahan obstetris adalah keadaan medis berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu saat melahirkan. Dalam kondisi ini, ibu banyak mengalami perdarahan paska persalinan atau postpartum. Jika dokter tidak dapat menghentikan pendarahan dalam kondisi tersebut, ini dapat menyebabkan kegagalan organ dan menjadi penyebab kematian ibu.

3. Rupture Uteri
Penyebab umum lain kematian ibu saat melahirkan adalah rupture uteri atau pecahnya rahim. Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral. Selama persalinan, rahim wanita mengalami serangkaian kontraksi intens, dalam rangka mendorong bayi keluar, melalui pembukaan vagina. Dalam beberapa kasus, kontraksi yang begitu kuat bisa membuat rahim pecah, sehingga mengakibatkan perdarahan yang hebat yang berujung kematian.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha